Tidak semua prosesi menurut Agama Hindu itu untuk siapa saja, apalagi dijual, itu tidak bisa
Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan bahwa prosesi ritual menurut agama Hindu tidak boleh dijualbelikan oleh kalangan penyelenggara kegiatan (event organizer).

"Tidak semua prosesi menurut Agama Hindu itu untuk siapa saja, apalagi dijual, itu tidak bisa," kata Pastika di Denpasar, Minggu, menanggapi maraknya peredaran foto dua orang laki-laki di media sosial yang sebelumnya diduga melakukan pernikahan sejenis di salah satu hotel di kawasan Ubud, Gianyar, Bali.

Setelah diselidiki polisi ternyata ritual yang dilakukan oleh pasangan sejenis itu di Bali bukanlah prosesi perkawinan, tetapi penglukatan (penyucian) yang difasilitasi pihak hotel dan event organizer.

Mmenurut Pastika, tetap saja hal tersebut sebagai bentuk penyimpangan.

"Meskipun penglukatan tidak bisa begitu saja dan ini menurut saya suatu penyimpangan, yang mungkin EO-nya tidak sadar, disangkanya itu boleh-boleh saja, tetapi sebenarnya tidak boleh," ujarnya usai berorasi di acara Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) itu.

Pastika mengatakan, seharusnya para tokoh masyarakat memberi pencerahan kepada para pemangku (pemuka agama) dan tokoh masyarakat yang di desa-desa itu supaya paham bahwa tidak semua prosesi menurut Agama Hindu itu boleh untuk siapa saja, apalagi dijual.

"Saya berharap tidak boleh terjadi lagi, saya kira ini suatu peristiwa yang menyentak kita semua dan mengingatkan kita semua supaya tidak boleh terjadi lagi seperti itu," ucapnya.

Menurut Pastika, silakan saja menggunakan nuansa Bali untuk tujuan komersial. Nuansa Bali yang dimaksud itu dicontohkan seperti berpakaian adat Bali ataupun ada tarian Balinya.

"Kalau upacara apapun judulnya itu, kalau menurut Agama Hindu dengan menggunaka pendeta, banten, dengan prosesi itu tidak boleh," ucapnya.

Terkait dengan kasus pernikahan sejenis yang sebelumnya diduga dilakukan di Bali itu, Polda Bali, Polres Gianyar, Pemerintah Kabupaten Gianyar, Majelis Utama Desa Pakraman dan pihak terkait itu bahkan sampai mengadakan penyelidikan dan pembahasan bersama.

Sebelumnya menurut Kepala Hubungan Masyarakat Polda Bali, Kompol Hery Wiyanto, pasangan di foto tersebut yang bernama Joe Tully dan Tiko Mulya itu sulit untuk dimintai keterangan karena sudah tidak berada di Bali.

"Mereka membooking hotelnya itu pada Desember 2014, dan pihak hotel kemudian mencari tahu, ternyata mereka akan melangsungkan pernikahan sejenis. Katanya waktu itu pihak hotel juga tidak menerima, tetapi yang kemarin itu katanya hanya pembersihan diri saja," kata Hery.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015