... perlu selektif dalam melakukan impor tersebut, yang bisa diproduksi di dalam negeri ya jangan diimpor...
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Industri Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan momentum penguatan dollar terhadap rupiah membuat industri plastik membutuhkan pengetatan impor untuk melindungi produk dalam negeri.

"Dengan pelemahan rupiah, akan lebih banyak barang impor yang beredar dengan harga jual yang lebih murah, sehingga perlu pengetatan," kata Sekretaris Jenderal Inaplas, Fajar Budiyono, di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, pengetatan tersebut bisa dilakukan dengan tidak mengimpor berbagai produk hilir plastik yang bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga penyerapannya lebih maksimal.

Saat ini, lanjut dia kebutuhan barang jadi plastik nasional mencapai 4,5 juta ton dengan kapasitas produksi nasional mencapai 3,2 juta ton, sehingga masih ada 1,3 juta ton kebutuhan produk plastik yang perlu diimpor.

"Namun, pemerintah perlu selektif dalam melakukan impor tersebut, yang bisa diproduksi di dalam negeri ya jangan diimpor," ujarnya.

Namun demikian, untuk industri hilir plastik, dia mengatakan, pelemahan rupiah tidak menjadi persoalan, pasalnya saat ini harga minyak mentah sedang turun, sehingga bahan baku industri petrokimia yaitu nafta/minyak mentah olahan ikut turun.

"Namun hal ini mungkin tidak terjadi lama, sehingga kestabilan rupiah juga diperlukan," katanya.

Pada Jumat (27/8), kurs tengah Bank Indonesia mencatat nilai tukar dollar terhadap rupiah mencapai Rp14.128 per dolar Amerika Serikat. 

Sedangkan harga minyak mentah Brent Crude Oil sebesar 43,14 dollar AS per barel dan WTI Crude Oil sebesar 38,60 dollar Amerika Serikat perbarel.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015