Ikannya lebih banyak, tapi pencuri juga banyak yang ngincer kan?"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Norwegia sepakat meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan pencurian ikan, terutama bidang teknologi dan pendanaan.

"Mereka kan sangat kuat monitoring dan pengamanannya. Ini yang kita minta bantuan dari mereka, yaitu asistensi dari mereka baik dalam hal teknologi, mungkin juga pendanaan dan sebagainya," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.

Susi menyebutkan semua negara di dunia berusaha untuk memberantas penangkapan ikan secara tidak sah (illegal fishing), terutama negara-negara yang sudah menerapkan manajemen berkelanjutan (sustainable management) karena dengan penerapan itu sumber daya perikanan mereka jadi lebih bagus.

"Ikannya lebih banyak, tapi pencuri juga banyak yang ngincer kan?," katanya.

Namun, menurut dia, Norwegia sangat kuat dalam pemantauan dan pengamanan sehingga sumber daya perikanannya tetap terjaga.

Ia menyatakan, keberadaan dan keberlanjutan ketersediaan ikan di Indonesia juga menjadi perhatian masyarakat dunia.

"Kalau ikan di sini habis kan semua juga susah karena kita kan menyuplai kebutuhan dunia cukup besar," katanya.

Pemerintah Indonesia dan Norwegia sepakat meningkatkan kerja sama kedua negara.

Kedua pemerintah saling mendukung untuk mencalonkan diri sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perseserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB).

"Kedua negara mendukung pencalonan Anggota Tidak Tetap DK PBB periode 2019 hingga 2020 untuk Indonesia dan Norwegia untuk periode 2021 hingga 2022," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataan bersama usai pertemuan bilateral dengan PM Norwegia Erna Solberg di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.

Menurut Presiden Jokowi, dalam pertemuan itu kedua kepala pemerintahan juga bertukar pikiran mengenai isu Laut Tiongkok Selatan maupun situasi di Timur Tengah.

Pertemuan bilateral kedua negara, dikemukakan Presiden, berlangsung produktif dan menghasilkan sejumlah kesepakatan.

"Kunjungan PM Norwegia Erna Solberg ke Indonesia ini merupakan yang pertama," kata Jokowi.

Ia menyebutkan, Norwegia bagi Indonesia merupakan mitra kerja sama yang penting dalam bidang lingkungan hidup, perikanan, penegakan hak asasi manusia, pengembangan maritim.

"Oleh karena itu, kami bahas upaya-upaya peningkatan kerja sama bilateral bidang lingkungan hidup yang pelaksanaannya sudah mulai dari tahun 2010," katanya.

Kedua negara juga meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan ilegal fishing, penyediaan energi listrik dari biogas dan kerja sama untuk melatih 25 polisi wanita dan 12 guru dari Afganistan di Jakarta dan Bandung.

"Dalam bidang pendidikan ada kerja sama antarpeguruan tinggi seperti dengan UGM, ITB dan Akper Ibnu Sina," demikian Presiden Jokowi.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015