Brussel (ANTARA News) - Uni Eropa, Jumat, mencabut sanksi-sanksi terhadap empat warga Ukraina, termasuk putera mantan perdana menteri, namun memperpanjang masa sanksi bagi presiden terguling Viktor Yanukovych serta 14 orang lainnya selama satu tahun.

Brussel mengakhiri larangan bepergian serta pembekuan aset yang diterapkan satu tahun lalu terhadap Oleksii Azarov, putera mantan perdana menteri Mykola Azarov, kendati ayahnya masih berada dalam daftar, demikian menurut jurnal resmi Uni Eropa.

Mantan kepala keamanan pemerintah, Oleksandr Yakymenko, serta mantan penasihat Yanukovych, Andriy Portnov dan Ihor Kalinin, juga telah dibebaskan dari sanksi-sanksi, yang dijatuhkan pada Maret 2014 oleh kelompok beranggotakan 28 negara itu.

Seorang juru bicara Komisi Eropa, dalam pertemuan harian pada Jumat, menolak memberikan keterangan rinci soal pencabutan hukuman-hukuman tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Uni Eropa mengatakan pihaknya telah memperpanjang masa pemberlakukan sanksi terhadap Yanukovych selama satu tahun ke depan "karena adanya penyelidikan awal tentang penggelapan dana negara Ukraina".

Yanukovych saat ini masih berada di pengasingan di Rusia setelah kejatuhannya pada Februari 2014.

Uni Eropa meneruskan hukuman terhadap 14 sosok lainnya selama satu tahun lagi, termasuk bagi putera Yanukovych, Oleksandr (41 tahun), kata jurnal resmi Uni Eropa.

Sanksi-sanksi juga diperpanjang tiga bulan bagi empat orang, termasuk putera mantan presiden berusia 38 tahun, yang juga bernama Viktor.

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap sekitar 150 warga Rusia, Ukraina dan Krimea sejak krisis Ukraina muncul.

Sebagai tambahan, kelompok negara-negara Eropa itu juga menerapkan sanksi-sanksi lebih berat bagi Rusia setelah peristiwa jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 karena ditembak di wilayah timur Ukraina --yang dikuasai pemberontak-- pada Juli 2014.

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu memperingatkan bahwa sanksi-sanksi baru akan dikeluarkan jika terjadi pelanggaran berat terhadap gencatan senjata terbaru antara pasukan Kiev dan pemberontak pro-Kremlin. Kesepakatan gencatan itu dicapai bulan lalu. Demikian laporan AFP.

(Uu.T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015