Teheran (ANTARA News) - Pasukan keamanan Iran telah menangkap beberapa mata-mata di provinsi selatan Bushehr, kata Menteri Intelijen Seyyed Mahmoud Alawi, Selasa, seperti dilaporkan Kantor Berita Iran, IRNA.

Alawi, yang berpidato di hadapan sejumlah pejabat daerah di Kota Bushehr mengatakan, berkat kewaspadaan para petugas Kementerian Intelijen yang memantau gerakan badan intelijen asing, beberapa agen yang mengumpulkan data intelijen untuk orang asing di Provinsi Bushehr telah diidentifikasi, ditangkap dan dikirim ke kantor peradilan.

Menteri lebih lanjut mengingatkan bahwa Provinsi Bushehr memiliki peran menentukan bagi negara, dan menekankan, "provinsi ini sebagai pusat ekonomi, industri, militer, perdagangan, dan nuklir negara yang telah memiliki posisi khusus di tingkat nasional."

Pada akhir Agustus, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Israel di dekat fasilitas pengayaan nuklir yang sangat sensitif di Natanz, di Iran Tengah.

Humas Departemen IRGC mengatakan dalam pernyataan bahwa pesawat tak berawak Israel itu berusaha menghindari radar, jenis stealth, dan jatuh ketika mencoba untuk memata-matai pabrik pengayaan nuklir Natanz, Iran.

IRGC juga menyebutkan dalam pernyataannya bahwa pesawat musuh Israel telah ditargetkan oleh rudal permukaan-ke-udara. IRGC kemudian memperingatkan bahwa pihaknya berhak merespons dan membalas untuk dirinya sendiri.

Pada Agustus, Kepala AEOI Ali Akbar Salehi mengatakan tidak hanya Barat, tetapi juga beberapa negara berkembang telah mencoba untuk menyabotase instalasi nuklir Iran dengan menjual suku cadang rusak ke negara itu.

"Sayangnya, negara-negara Eropa dan Barat yang berbeda dan industri yang terkenal di dunia dengan posisi khusus (dalam industri ini) telah berkolaborasi dengan rezim Zionis, dan upaya AS untuk menyabotase industri nuklir Iran; dan jika suatu hari kita mengungkapkan nama-nama industri dan perusahaan-perusahaan itu kepada dunia, semua orang akan memahami pentingnya masalah ini," kata Salehi kepada wartawan pada saat itu.

(Uu.H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014