Manila (ANTARA News) - Indonesia menyabet tujuh gelar bergengsi pada turnamen efisiensi pemakaian bahan bakar Shell Eco-Marathon Asia 2014 di Manila yang diumumkan Minggu malam. 

Indonesia mampu berbicara untuk kategori mobil konsep urban, yang dibagi ke dalam subkelas berbasis pemakaian bahan bakar hidrogen, baterai listrik, bensin, solar, bahan bakar cair alternatif, dan bahan alternatif solar. 

Pemenang pertama berhak atas hadiah uang tunai 2.000 dolar AS dan piala, sedangkan juara dua 1.000 dolar AS dan piala. Shell Eco-Marathon diselenggarakan tahunan di tiga kawasan, Eropa, Amerika Utara, dan Asia; dengan dua kelas utama, yaitu kelas mobil konsep urban dan konsep prototipe. 

124 tim dari berbagai universitas 15 negara di Asia Pasifik berpartisipasi pada SEM 2014 yang digelar di sirkuit jalan raya Metro Manila. Biasanya turnamen ini menjadi "jatah" Sirkuit Sepang, Malaysia. 

Dari ketujuh gelar itu, empat di antaranya pada posisi puncak, yaitu oleh mobil Sadewa Otto dari Universitas Indonesia untuk kategori mobil konsep urban berbahan bakar bensin (307 km/liter), dan mobil Mesin Polnep Diesel Team (Politeknik Negeri Pontianak, berbahan bakar solar, 70,3 km/liter).

Urutan perdana Indonesia itu masih ditambah mobil Horas Mesin (USU Medan, berbahan bakar ethanol, 101,4 km/liter), dan mobil ITS Team 2 (ITS Surabaya, berbahan bakar fatty acid methyl ether, 151,4 km/liter). 

Khusus untuk Horas Mesin, dia hanya sendirian di posisi itu karena panitia pelaksana SEM 2014 menyatakan tidak ada tim lain yang bisa menyandingi dia. 

Upacara penganugerahan piala SEM 2014 dilakukan di balairung Hotel Manila di depan sirkuit jalan raya di seputar Taman Luneta di mana turnamen tahunan itu digelar Royal Dutch Shell sejak empat hari lalu. 

Pada urutan kedua semua kategori, nama Indonesia kembali disebut saat subkategori mobil alternatif bensin ditempati mobil Cikal Diesel (ITB, berbahan bakar fatty acid methyl ether, 120,0 km/liter), Bengawan Team 2 (UNS 11 Maret Solo, bensin, 83,0 km/liter), dan Horas USU (USU Medan, 57,8 km/liter). 

Dengan begitu, USU Medan menjadi satu-satunya perguruan tinggi Indonesia yang meraih dua gelar sekaligus pada SEM 2014 kali ini. Adapun Politeknik Negeri Pontianak baru meraih panggung terhormat itu setelah empat kali kesertaan mereka sejak 2010.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014