Tasikmalaya (ANTARA News) - Tebing Gunung Galunggung kawasan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, longsor akibat tergerus guyuran hujan dengan intensitas tinggi.

"Kejadian longsor tebing di Galunggung terpantau sudah terjadi sejak satu bulan lalu tercatat mulai 8 November 2013, namun warga baru tahu sekarang karena selama ini tertutup kabut," kata petugas Pengamatan Aktivitas Gunung Galunggung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Ucu Insan Kamil di Tasikmalaya, Rabu.

Ia menuturkan longsoran tebing itu diperkirakan lebar 10 meter dengan ketinggian sekitar 50 meter lebih berada di lokasi sebelah selatan bibir kawah utama Gunung Galunggung.

Berdasarkan hasil pengamatan saismograf, kata dia, longsoran pertama sempat terekam selama 65 detik dengan guncangan sebesar 45 ml. Warga sekitar gunung sempat merasakan guncangan berikut suara gemuruhnya.

"Longsor itu tidak menimbulkan kerusakan fatal, hanya sempat menimbun hulu sungai aliran Cikunir, tapi beberapa saat kemudian kembali lancar," katanya.

Ia mengungkapkan penyebab longsor bukan dari pengaruh aktivitas gunung berapi tetapi karena terjadinya hujan cukup deras kemudian airnya masuk ke retakan tanah lalu terjadi longsor.

Menurut dia longsoran tebing di kawasan gunung itu merupakan kejadian wajar yang selalu terjadi pada musim hujan dan tidak mengancam keselamatan masyarakat sekitar atau wisatawan.

"Kejadian yang wajar, karena penyebabnya bukan akibat aktivitas gunung berapi, tapi retakan tanah yang tidak mampu menampung intensitas air sehingga terjadi longsor," katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat sekitar kaki gunung untuk tidak panik dengan terjadinya longsoran tebing di Gunung Galunggung.

Selain itu, kata dia, Gunung Galunggung berstatus normal dan aman untuk dikunjungi wisatawan.

"Masyarakat jangan khawatir karena tidak ada perubahan, status gunung Galunggung masih normal," katanya.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013