Kenaikan UMK juga akan menambah beban produksi yang selama ini dirasa sudah tinggi. Kalaupun tidak menutup usahanya, pengusaha dengan terpaksa akan mengurangi sebagian karyawannya untuk menutupi biaya produksi."
Cianjur (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Cianjur, Jabar, menilai kenaikan UMK yang telah ditetapkan Gubernur Jabar, sebesar Rp1,5 juta, memberatkan pengusaha.

Ketua Apindo Cianjur Sutardi, mengatakan sedang mempertimbangkan langkah yang akan ditempuh para pengusaha ke depan. Sesuai pertemuan yang sudah dilakukan, sebagian besar perusahaan di Cianjur merasa keberatan.

Bahkan, pemilik usaha di Cianjur, balik mengancam akan menutup semua usaha yang ada di Cianjur, karena kenaikan UMK yang mencapai 54 persen terlalu memberatkan pengusaha.

"Kenaikan UMK juga akan menambah beban produksi yang selama ini dirasa sudah tinggi. Kalaupun tidak menutup usahanya, pengusaha dengan terpaksa akan mengurangi sebagian karyawannya untuk menutupi biaya produksi," ucapnya.

Perusahaan yang merasa keberatan dengan keputusan UMK baru bisa mengajukan keberatan dengan cara penangguhan kenaikan dan itupun menurut dia, harus sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Ada sekitar 20 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang ada di Cianjur dan mereka berencana akan mengurangi sebagian karyawannya imbas dari kenaikan UMK ini," ucapnya.

Untuk mencari solusi atas masalah tersebut, ungkap Sutardi yang merupakan anggota DPRD Cianjur itu, pihaknya akan mengadakan rapat susulan untuk membahas langkah terbaik keputusan Gubernur yang menaikkan UMK.

Sementara itu bidang advokasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Cianjur, Hendri Juanda mengatakan, perusahaan yang tidak sanggup untuk memenuhi pembayaran UMK baru, bisa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata USaha Negara.

"Kalau sampai ada pengurangan karyawan itu hak perusahaan, asalkan melalui mekanisme yang tertuang dalam undang-undang ketenagakerjaan tahun 2003," katanya singkat. (FKR/A029)

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013