Sejarawan China mengatakan bahwa sekitar 30.000 kapal China yang melakukan pelayaran, di antaranya ke Nusantara tidak pernah kembali ke pelabuhan asalnya,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah telah memberlakukan moratorium terhadap pengangkatan Benda Berharga atas Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT) di seluruh perairan Indonesia, namun pencurian BMKT di Indonesia tetap masih marak.

"Pengangkatan secara ilegal terhadap muatan kapal yang tenggelam terus berlanjut sampai sekarang. Di lokasi-lokasi tertentu di Indonesia, para nelayan sudah banyak beralih profesi yaitu sebagai pencari lokasi kapal tenggelam dan menjual informasi lokasi kepada para investor," kata Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saad, di Jakarta, Kamis.

Sudirman Saad mengatakan hal itu dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2MI).

Data Balitbang KKP menyebutkan terdapat 463 lokasi kapal tenggelam di Indonesia. Sementara data Badan PBB membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (Unesco) menyebutkan, kurang lebih tiga juta kapal karam yang belum ditemukan di dunia, banyak di antaranya berada di sekitar kawasan Asia Tenggara.

"Sejarawan China mengatakan bahwa sekitar 30.000 kapal China yang melakukan pelayaran, di antaranya ke Nusantara tidak pernah kembali ke pelabuhan asalnya," katanya.

Sebaran kapal-kapal tenggelam itu, kata Sudirman, berada di timur dan barat Sumatera, Selat Sunda, Pantai Utara Jawa, Selat Karimata, dan Selat Makassar.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan menyatakan, persoalan BMKT jangan digantung karena menyangkut nasib orang dan cagar budaya.

"Harus ada rencana aksi dan pengelola. Tapi, itu tidak mungkin diselesaikan sendiri," ucapnya.

Oleh karena itu, tambah dia, pihaknya mencari solusi terbaik untuk semuanya berlandaskan hukum dan kemaslahatan. Ini merupakan nasib budaya bangsa dan negara, katanya.

Diskusi publik yang dibuka Ketua IK2MI Laksamana Madya TNI (Purn) Y Didik Heru Purnomo itu dihadiri sekitar 50 peserta.

(S037/Z002)

Pewarta: Syaiful H
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013