Jakarta, (ANTARA News) - Pusat Rehabilitasi di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, akan menjadi tempat untuk merehabilitasi 30 orangutan yang rencananya akan dipulangkan dari Thailand ke Indonesia. "Kami memilih tempat tersebut karena memenuhi standar kesejahteraan hewan," kata Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA) Ir Arman Mallolongan berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA, Jumat (29/7). Pusat Rehabilitasi tersebut adalah milik Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS). "Kami sangat siap `menyambut` kedatangan orangutan dari Thailand karena telah mempersiapkan fasilitas ini sejak dua tahun lalu," kata Direktur Eksekutif BOS, Dr Ir Aldrianto Priadjati. Ia mengatakan, standar kesejahteraan hewan di pusat rehabilitasi yang terletak 28 kilometer dari kota Palangkaraya itu telah memenuhi ketentuan internasional, diantaranya luas kandang harus bisa membuat orangutan didalamnya leluasa berayun. Luas keseluruhan dari tempat yang didirikan di tahun 1988 itu adalah 62,5 hektar. Klinik, fasilitas karantina, dan kandang sosialisasi terletak pada daerah berpagar seluas 1,5 hektar. Selain itu, didalamnya terdapat pula hutan yang digunakan khusus untuk anak orangutan yang tak boleh diganggu oleh para pengunjung biasa, dan pulau di tengah sungai untuk orangutan yang lebih dewasa. Proyek itu didanai dan dikelola oleh BOS yang bekerja sama dengan Departemen Konservasi Sumber Daya Alam untuk Kalimantan Tengah. Setelah proses rehabilitasi terhadap 30 orangutan itu selesai, satwa langka itu akan dilepaskan ke habitat aslinya di hutan Kalimantan. ?Tentu saja, itu untuk orangutan yang telah teridentifikasi sebagai orangutan Kalimantan,? katanya. Orangutan Indonesia sendiri dibagi dua spesies, yaitu Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang jumlahnya kini hanya sekitar 58 ribu ekor dan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang jumlahnya tujuh ribu ekor. Para ahli primatologi memperkirakan, jika berbagai ancaman seperti penangkapan hingga pembakaran dan pengalihan fungsi hutan yang merupakan habitat satwa langka tersebut tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin orangutan akan lenyap dalam dekade mendatang. Arman mengungkapkan, 30 orangutan tersebut dikembalikan setelah melewati berbagai uji kesehatan di Thailand dan dinyatakan kondisinya sehat atau terbebas dari TBC dan hepatitis B. Jumlah total satwa langka yang telah diperiksa adalah 48 ekor. Sementara itu, 18 ekor lainnya dinyatakan tidak lulus uji kesehatan. Dari jumlah tersebut, lima ekor terindikasi positif hepatitis B saja, delapan ekor terindikasi positif TBC saja, sedangkan lima ekor lainnya terindikasi positif untuk kedua penyakit itu.(*)

Copyright © ANTARA 2006