Amurang, Minahasa Selatan (ANTARA News) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk akhirnya menyelesaikan proyek "Engineering, Procurement, and Construction" (rancang bangun, pengadaan dan konstruksi) pertamanya dengan diresmikannya PLTU 2 Sulut (2x25 MW) di Amurang, Minahasa Selatan, Kamis, oleh Menteri ESDM Jero Wacik.

Bersamaan dengan itu juga diresmikan pembangkit listrik lainnnya yakni PLTU Sultra - Kendari 2 (1X10 MW), PLTP Lahendong Unit IV (1X20 MW), PLTMH Tomini 2 (2X1 MW), PLTS Miangas (85 kWp), PLTS Bunaken (335 kWp) dan PLTS Marampit (125 kWp).

PLTU 2 Sulut di Amurang itu dibangun berdasarkan kontrak pembangunan antara PLN dan WIKA pada 30 Oktober 2007 yang ditindaklanjuti dengan peletakan batu pertama pada 15 Maret 2008, dengan nilai investasi sekitar Rp394 miliar.

PLTU tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Sulut dan Gorontalo. Pembangkit itu menggunakan batu bara jenis LRC dengan konsumsi batu bara 267.840 ton per tahun.

PLTU ini mempunyai potensi penghematan BBM sekitar 39.274 kl atau setara dengan Rp393 miliar per tahun.

Menjawab pertanyaan wartawan, Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo menjelaskan, proyek EPC lainnya yang segera diresmikan adalah PLTU di Asam-asam, Kalimantan Selatan (2X65 MW).

Keduanya merupakan bagian dari total pembangunan 4.000 MW melalui pekerjaan EPC oleh WIKA dari rencana pemerintah membangun pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama.

Ia menyatakan bangga dapat berkontribusi melalui pekerjaan EPC secara penuh untuk pertama kalinya dalam pembangunan pembangkit listrik.

"Engineering, Procurement", and Construction (EPC) merupakan jasa terintegrasi dari studi kelayakan, disain, "procurement", dan konstruksi, bahkan pendanaan, sebagai solusi komprehensif.

Dalam kesempatan itu Jero Wacik mengatakan, pengembangan listrik nasional ke depan harus "didahsyatkan" mengingat tingginya potensi sumber energi terbaru dan terbarukan yang dapat digunakan untuk pembangkit.

(A023)

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013