Maois menyerang konvoi yang sedang berpatroli, menewaskan enam polisi di distrik Gaya,"
Patna, India (ANTARA News) - Peledakan ranjau oleh gerilyawan Maois menewaskan enam polisi di negara bagian Bihar, India timur, Jumat, dalam serangan mematikan kedua mereka terhadap pasukan keamanan selama beberapa pekan ini, kata polisi.

"Maois menyerang konvoi yang sedang berpatroli, menewaskan enam polisi di distrik Gaya," kata kepala kepolisian daerah itu N.H. Khan kepada AFP.

Seorang sesepuh desa dan seorang informan polisi yang berada di kendaraan yang sama juga tewas dalam ledakan tersebut, kata Khan.

Serangan itu merupakan yang terakhir dalam konflik antara gerilyawan dan pihak berwenang di kawasan hutan dan pedesaan di India timur dan tengah.

Pada 7 Januari, gerilyawan menembak mati tujuh polisi di negara bagian berdekatan, Jharkhand, wilayah yang juga dilanda kekerasan kelompok kiri.

Gerilyawan Maois, yang berusaha memperjuangkan hak-hak penduduk suku dan petani tanpa lahan, sering mencari dana melalui pemerasan dan jasa pelindungan.

Pemerintah India menyebut Maois sebagai ancaman keamanan dalam negeri paling serius di negara itu.

Sehari sebelumnya, Kamis, sedikitnya 18 orang tewas dan 52 lain cedera ketika sejumlah bom meledak di tempat-tempat ramai di kota Hyderabad, India, dan Perdana Menteri Manmohan Singh menyebut serangan itu sebagai "tindakan pengecut".

Bom-bom itu meledak di daerah berpenduduk Hindu di pinggiran kota itu, yang merupakan pusat industri teknologi informasi India yang memiliki banyak penduduk beragama Islam, dan serangan itu terjadi setelah eksekusi seorang gerilyawan separatis Kashmir.

Ledakan-ledakan itu terjadi pada hari yang sama ketika parlemen India membuka sidang anggaran utama di tengah ketegangan setelah penggantungan separatis Kashmir, Mohammed Afzal Guru, sebelumnya pada bulan ini.

Eksekusi Guru, yang dinyatakan bersalah karena membantu merencanakan serangan 2001 terhadap parlemen India yang menewaskan 10 orang, menyulut protes di wilayah Kashmir India yang berpenduduk mayoritas muslim.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013