"Kampus tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan."
Jakarta (ANTARA News) - Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta bersama masyarakat berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pembuatan roti buaya terbanyak, yakni 4.927 roti berwarna hijau berukuran 20 sentimeter x 10 sentimeter dibuat oleh 20 ibu rumah tangga di sekitar Meruya selama tiga hari.

Rektor Universitas Mercu Buana, Arissetyanto Nugroho, pada Sabtu mengatakan bahwa perlu upaya sinergi dari perguruan tinggi, pemerintah kota, masyarakat dan pelaku bisnis untuk menjadikan budaya dan teknologi sebagai basis pengembangan ekonomi kreatif.

Pemecahan rekor MURI untuk pembuatan roti buaya terbanyak merupakan itu bagian rangkain dari acara Festival Meruya yang mengangkat keragaman produk dan budaya daerah, khususnya khas Betawi.

Industri kreatif, menurut dia, pada akhirnya memerlukan akses pasar sehingga diperlukan media dalam berbagai bentuk, seperti promosi dalam bentuk Festival produk dan budaya.

"Kampus tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan, tetapi juga ikut serta dalam mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat sekitar termasuk budaya lokal," katanya.

Festival Meruya yang diselenggarakan pada 30 November - 2 Desember 2012 dimeriahkan berbagai kegiatan, seperti musik kreatif, penampilan band mahasiswa, penampilan seni tradisional Betawi, seperti Tanjidor, Lenong, pameran kewirausahaan, pameran hasil karya mahasiswa, dan masyarakat Betawi.

Selain itu, bazaar kuliner khas Betawi, jalan sehat, pagelaran wayang semalam suntuk dengan dalang Ki Warseno Slank bercerita Bimo Suci, tabligh akbar dan karnaval busana.

Arissetyanyo mengemukakan, hasil akhir tujuan dari Festival Meruya pertama ini guna mendukung terciptanya kondisi ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal dan peduli lingkungan.

Sosialisasi dan implementasi nilai-nilai kearifan lokal, dinyatakannya, akan memberikan arahan bagi perilaku berorganisasi dan berkinerja kepada semua pemangku kepentingan.

Hal ini, menurut dia, sekaligus menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat dan mahasiswa tentang wawasan etis, kewirausahaan, pengembangan teknologi informasi dan kemahiran berbahasa asing yang mengacu kepada perkembangan masyarakat, teknologi dan seni, serta lingkungan hidup.

"Mahasiswa dan masyarakat kita rangkul jadi satu kesatuan dalam memamerkan potensi budaya. UMB berkedudukan sebagai fasilitator," katanya menambahkan.
(T.KR-AIF/S023)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012