Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan bahwa membawa anak menaiki gunung sepenuhnya tanggung jawab orang tua yang paham batas kemampuan anaknya.

"Selama orang tua bisa mengawasi dan mengambil tindakan jika terjadi kondisi darurat hal ini bisa saja dilakukan," ucapnya melalui pesan singkat yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Ia juga menambahkan orang tua juga harus mengutamakan keselamatan anak jika ingin mengajaknya naik gunung.

Baca juga: Coba mendaki gunung untuk rayakan momen kemerdekaan Indonesia

Adapun risiko yang dihadapi ketika membawa anak naik gunung bersama orang tua adalah anak bisa mengalami hipotermia.
 
"Di Eropa membawa anak tracking dan mengenalkan alam sejak dini adalah hal yang biasa. Tetapi tentu saja keselamatan anak menjadi tanggung jawab utama orang tua yang membawanya," ujarnya.
 
Balita berusia tiga tahun di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) dikabarkan meninggal dunia akibat hipotermia saat diajak orang tuanya naik gunung.
 
Selain itu, Abdul juga mengingatkan untuk mewaspadai intensitas curah hujan yang tinggi akibat siklon tropis noru.
 
"Bahaya yang mungkin terjadi bisa kita lihat pengalaman siklon tropis seroja April 2021 lalu. Banjir bandang, gelombang tinggi dan longsor bisa terjadi," katanya.

Baca juga: BTNGR izinkan 700 wisatawan mendaki Gunung Rinjani setiap hari
Baca juga: Kiat aman mendaki gunung untuk wanita
Baca juga: Puluhan pendaki senior bakal mendaki Gunung Slamet

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022