akan menargetkan gen autolysin (lytA)
Jakarta (ANTARA) - Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan kit dengan metode Loop-mediated isothermal amplification (LAMP) untuk mendeteksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan beberapa penyakit pada manusia termasuk pneumonia.

"Kit LAMP yang dikembangkan ini akan menargetkan gen autolysin (lytA), yang secara spesifik terdapat di DNA bakteri Streptococcus pneumonia," kata Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Ni Luh P Indi Dharmasanti dalam Webinar Pemanfaatan Riset-Inovasi Kesehatan untuk Percepatan Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan (Alkes) Indonesia yang diikuti secara virtual di Jakarta, Selasa.

Metode molekuler berbasis reaksi LAMP diusulkan sebagai alternatif metode Polymerase Chain Reaction (PCR) namun dengan alur kerja yang lebih sederhana dimana reaksi amplifikasi berlangsung kontinyu pada suhu konstan 60-65 derajat Celsius serta tidak memerlukan alat PCR.

Kit LAMP itu dirancang untuk mendeteksi secara sensitif dan spesifik keberadaan bakteri Streptococcus Pneumonia dalam sampel usap nasofaring pasien.

Baca juga: TFRIC-19: Kit deteksi antibodi lokal kurangi ketergantungan impor
Baca juga: BPPT kembangkan rapid antigen dan kit deteksi antibodi COVID-19

Indi menuturkan bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan salah satu bakteri patogen pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia seperti meningitis, pneumonia, sepsis, otitis media.

Bakteri Streptococcus pneumoniae memiliki lebih dari 100 serotipe. Penentuan serotipe sangat penting dalam program pengawasan (surveilans) bakteri Streptococcus pneumoniae yang tersebar di Indonesia.

Indi berharap penerapan teknologi LAMP dapat membantu program surveilans infeksi Streptococcus pneumonia untuk mengurangi angka kematian karena infeksi bakteri yang sejalan dengan Program Kementerian Kesehatan.

Di samping itu, BRIN sedang melakukan penelitian untuk menciptakan alat skrining kanker serviks non-invasif berbasis volatic organic compounds (VOC).

Baca juga: Batan kantongi izin edar kit etambutol deteksi tuberkulosis
Baca juga: Universitas Brawijaya siap produksi kit pendeteksi diabetes

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022