Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat berharap mencapai perjanjian dengan Rusia pada akhir tahun ini bagi penggelaran perisai rudal balistik di Eropa, kata pejabat penting pengendalian pengawasan senjata Departemen Luar Negeri.

"Kami akan mencapai sat perjanjian pertahanan rudal bekerja sama dengan Rusia," kata Wakil Menlu bagi Pengawasan Senjata Ellen Tausher, Kamis, yang dikutip laman majalah Kebijakan Luar Negeri.

"Ini adalah tempat di mana kami dapat memulai mengenyampingkan Perang Dingin dan `saling menghancurkan` dan bergerak menuju "saling menjamin kesatabilan."

AS telah lama ingin menggelar satu sistem pertahanan rudal di Eropa timur dengan menyatakan sistem ditujukan pada Iran, tetapi Rusia berkeratan,dengan mengatakan sistem seperti itu akan mematikan penangkalan nuklirnya sediri.

"Satu-satunya jalan mereka harus menjamin...sistem itu tidak mengurangi penangkalan strategis adalah adalah berundingandengan AS dan NATO dan melihat apa yang kami lakukan," kata Tauscher.

"Apakah itu adalah satu lompatankepercayaan politik? Ya. Apakah mereka siap untuk melakukannya" Tidak. Tetapi kami mengharapkan bahwa perundingan-perundingan stabiliats penting iini dalam delapan bulan ke depan akan dimulai untuk menghilankan hubungan lama yang telah mengikat setiap orang di jalan pikiran yang lama."

Presiden Rusia Dmitry Medvedev , November mengatakan Moskow siap menggelar rudal-rudal Iskander yang memiliki jangkauan tembak dekat di daerah Kaliningrad yang berbatasan dengan negara-negara anggota Uni Eropa Polandia dan Lithuania menanggapi penggelaran satu perisai rudal itu.

Romania dan Polandia setuju menjadi tuan rumah bagian dari perisai rudal AS yang diubah, dan anggota NATO Turki juga memutuskan untuk menjadi tuan rumah radar peringatan dini.

AS dan Rusia memasuki perjainjian senjata nuklir tahap pertama mereka dalam dua dasawarsa tahun lalu, setuju mengurangi batas tertinggi hulu ledak dengan 30 persen dan membatasi masing-masing pihak menggelar 700 rual jarak jauh dan pembom-pembom berat.

Medvedev dan Presiden AS Barack Obama menandatangani perjanjian START (perjanjian pengurangan senjata strategis) baru di Praha tahun 2010 sementara kedua pihak berusaha "menata kembali" hubungan yang memburuk dibawah pemerintah delapan tahun Presiden George W.Bush dari partai Republik.
(H-RN/B002) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012