ini menunjukkan untuk isu kebencanaan yang sangat kental dengan nilai kemanusiaannya, dunia masih bersatu
Badung (ANTARA) - Penyelenggaraan Sesi Ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) di Bali pada 25–28 Mei 2022 membuktikan bahwa dunia masih dapat bersatu membahas isu kebencanaan di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

"Alasannya, bencana merupakan isu kemanusiaan yang dapat mengesampingkan adanya konflik dan perbedaan pandangan politik," kata diplomat senior Kementerian Luar Negeri RI.

“GPDRR ini adalah one of the few meetings (satu dari sedikit pertemuan) yang bisa mengesampingkan berbagai hal dan bisa konsentrasi pada isu kemanusiaan,” kata Wakil Tetap Indonesia di PBB dan Organisasi Perdagangan Lainnya di Jenewa Febrian A. Ruddyard saat ditemui usai memimpin rapat pleno di acara GPDRR di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Baca juga: Menparekraf: Field trip GPDRR kenalkan pariwisata berkelanjutan

Oleh karena itu, ia meyakini penyelenggaraan GPDRR menjadi contoh yang baik menyatukan sikap dunia dalam menghadapi berbagai tantangan global.

“Di tengah dunia yang saat ini cenderung terbelah, ikut (kubu) sana dan (kubu) sini, (GPDRR) ini menunjukkan untuk isu kebencanaan yang sangat kental dengan nilai kemanusiaannya, dunia masih bersatu,” kata Febrian kepada ANTARA.

Ia menjelaskan isu bencana merupakan masalah dan tanggung jawab bersama terlepas dari posisi, status dan pekerjaannya.

Baca juga: Indonesia sampaikan pesan utama kolaborasi dalam manajemen kebencanaan

“Isu kebencanaan ini everybody’s business dan everybody’s responsibility,” kata dia.

Penyelenggaraan GPDRR 2022, yang merupakan agenda tahunan PBB, dihadiri oleh lebih dari 7.000 delegasi dari 193 negara. Dari delegasi asing yang hadir, baik secara langsung dan virtual, perwakilan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Ukraina juga hadir dalam pertemuan itu.

Informasi dari PBB, yang dihubungi di Badung, Bali, Kamis, Amerika Serikat dan Rusia mengirim perwakilannya untuk hadir dalam pertemuan GPDRR secara langsung di Bali.

Baca juga: BNPB: 50 persen kabupaten-kota telah miliki kajian risiko bencana

Akan tetapi, Ukraina tidak mengirim delegasinya ke Bali, tetapi mengikuti rangkaian acara GPDRR secara virtual, kata Public Information Officer UNDRR Omar Amach menjawab pertanyaan ANTARA saat dihubungi di Badung, Kamis.

Walaupun demikian, Indonesia sebagai tuan rumah GPDRR 2022 memastikan penyelenggaraan acara fokus membahas isu kebencanaan, dan tidak mengangkat lain misalnya terkait upaya negosiasi damai Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Desa Wisata Penglipuran masuk paket kunjungan wisata delegasi GPDRR

GPDRR 2022 yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) merupakan forum lintas lembaga dan lintas negara yang mempertemukan perwakilan dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, badan-badan PBB, dan pelaku usaha untuk membahas aksi kebencanaan.

Indonesia bersama UNDRR (Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana) mengangkat tema From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World.

Tema itu dipilih karena Indonesia dan UNDRR menghendaki GPDRR tahun ini mampu menghasilkan aksi dan komitmen global yang dapat memperkuat kemampuan dunia bangkit dari krisis dan bencana (resiliensi), serta kapasitas dalam kesiapsiagaan bencana.

Baca juga: BNPB: Indonesia taruh perhatian pada Kerangka Kerja Sendai

Baca juga: Akademisi: GPDRR momentum perkuat program mitigasi bencana

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022