Makassar (ANTARA News) - Kementrian BUMN segera melakukan evaluasi dan menyehatkan PT Industri Kapal Indonesia (IKI) di Makassar, Sulawesi Selatan karena masih berpotensi menghasilkan dan berpotensi pasar.

"Akan ada beberapa langkah. Sebetulnya pasar untuk perbaikan, pemeliharaan dan pembuatan kapal itu sangat besar di Indonesia sebagai Negara Kelautan. Nah itu yang kita tangkap bahwa pasar itu ada," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Makassar, Senin.

Usai pertemuan dengan direksi PT IKI, Dahlan mengungkapkan, pasar untuk kapal masih mempunyai potensi berbeda dengan sejumlah pabrik yang sudah tidak lagi tidak mempunyai pasar.

Namun, kata dia, pemerintah tidak bisa memanfaatkan pasar tersebut karena punya beberapa kelemahan dengan melihat masa lalu yang masih menyulitkan hingga sekarang.

"Langkah berikutnya yang diambil adalah memperbaiki infrastruktur Graving Croft, Pintu dan pompa yang sudah tua diganti kemudian pondasi yang lama diperbaiki. Mudah mudahan dalam waktu tiga bulan bisa diselesaikan," ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, beberapa alat lainnya seperti slepway akan dibangun yang baru dengan nama teknologi Air Bag. Dalam waktu tiga bulan akan mampu mengerjakan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan kapal.

"Dermaga juga akan diperbaiki. Graving Croft, Slepway, Pompa dan Pengerukan diperbaiki. Itu lima item itu akan diadakan dengan demikian pertengahan tahun depan itu sudah ada pekerjaan yang menghasilkan," tambahnya.

Terkait dengan bantuan pemerintah senilai Rp200 miliar yang dijanjikan Kementrian Keuangan beberapa tahun lalu, kata Dahlan, tidak akan berharap banyak dari bantuan itu.

"Saya belum periksa apakah ada atau belum di APBN. Kalaupun nantinya ada di APBN, tentu pencairannya memerlukan berbagai persyaratan. Kalau persyaratan tidak bisa terpenuhi tidak bisa dicairkan juga. Karena itu, saya tidak mau mengandalkan yang belum pasti," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT IKI, Rahman Caing meminta suntikan dana ke pemerintah senilai Rp600 miliar direncanakan untuk membangun fasilitas dok kapal dengan kapasitas besar termasuk infrastruktur pendukung.
(ANT-282/Z003) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011