Rangkasbitung (ANTARA News) - Seorang penumpang truk pengangkut pasir tewas tertabrak kereta api (KA) jurusan Senen-Rangkasbitung di perlintasan liar yang menghubungkan antara Stasiun Parungpanjang dan Cilejet.

"Kejadian itu tidak menimbulkan gangguan perjalanan kereta api Rangkasbitung-Jakarta," kata Kepala Stasiun Rangkasbitung, Mamat Surohmat, Minggu.

Menurut dia, peristiwa tabrakan terjadi pukul 10.26 WIB, tepatnya di perlintasan Salima yang tanpa palang pintu tersebut.

Insiden kecelakaan tersebut menewaskan seorang penumpang yang identitasnya belum diketahui.

Saat ini, kata dia, kasus kecelakaan tersebut kini ditangani kepolisian sektor (Polsek) Parungpanjang, Bogor.

Ia mengatakan, kecelakaan kendaraan menabrak KA di perlintasan tanpa palang pintu sering terjadi akibat kelalaian pengemudi angkutan.

Padahal, kata dia, PT Kereta Api Indonesia memasang rambu-rambu lalu lintas dengan jarak 200 meter dari perlintasan.

Kebanyakan pengemudi kendaraan tidak mengindahkan tanda rambu-rambu lalu lintas yang dipasang PT KAI.

"Saya kira jika mereka berhati-hati saat melintas perlintasan KA tidak akan menimbulkan kecelakaan yang hingga merenggut nyawa korban," kata Mamat menambahkan.

Ia menyebutkan, kejadian tabrakan maut tersebut menyebabkan mobil truk terseret sejauh 250 meter dari perlintasan.

Kereta bernomor 898 BB sedang melaju dari arah Parungpanjang menuju Rangkasbitung.

Akibat kejadian itu, kata dia, perjalanan KA mengalami gangguan sekitar dua jam dan kembali normal pukul 12.20 WIB.

"Kami sudah beberapa kali menyampaikan imbauan agar pengemudi angkutan berhati-hati jika melintasi perlintasan tanpa palang pintu. Belum lama ini seorang pengemudi Avanza tewas menabrak KA di perlintasan liar di Cisauk," katanya.

Sementara itu, Reskrim Polsek Parungpanjang, Ajun Komisaris Budi Santoso saat dihubungi membenarkan kejadian sebuah truk menabrak KA yang sedang melakukan perjalanan menuju Rangkasbitung.

"Kasus kecelakaan truk pasir menabrak KA itu kini ditangani kepolisian setempat," ujarnya.

(U.KR-MSR/E011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011