Kupang (ANTARA News) - KRI Tongkol dan KRI Warakas yang terus melakukan pencarian terhadap korban tenggelamnya KMP Citra Mandala Bahari, Sabtu, menemukan tiga mayat laki-laki yang masih terapung di sekitar Pulau Kambing yang tak jauh dari lokasi tenggelamnya kapal feri tersebut pada 31 Januari lalu. Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Tenau Kupang, FX Bambang Julianto mengatakan itu kepada para wartawan setelah menerima laporan melalui radio dari dua kapal perang milik Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX/Kupang itu, Sabtu siang. Ia menjelaskan, tiga mayat yang ditemukan itu sudah tidak bisa lagi teridentifikasi karena kondisi tubuh mereka sudah hancur, dan saat ini sedang dalam proses evakuasi menuju Pelabuhan Tenau Kupang. Hingga memasuki hari keempat operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Citra Mandala Bahari, tim SAR sudah berhasil mengevakuasi 33 mayat dan 125 penumpang yang selamat. Sehari sebelumnya dilaporkan 45 korban tewas berhasil dievakuasi oleh tim SAR, seharusnya hanya 22 orang plus salah seorang penumpang yang selamat atas nama Juwita Cendana Pandie (28). Hal ini terjadi, karena kurang koordinasi antara petugas lapangan, Satkorlak dan tim Basarnas yang bermarkas di Lantamal Kupang. Sampai saat ini, menurut Bambang Julianto, nasib nahkoda kapal Marijanus Kotten, Mualim II Jaelani, Markonis I Bagus Saptra, Juru Mudi III Murdiman, Kelasi IV Dwi Santoso dan Sakinul (Kelasi V) belum diketahui, sedang kepala kamar mesin (KKM), ohanes Awi meninggal dunia. Para anak buah kapal (ABK) yang selamat dalam musibah tersebut adalah Iwan Wisnu Haji (Mualim I), Adi Purnomo (Mualim III), Hendro (Masinis I), Arifin (Masinis III), Agus Sofyan (Serang), Agus Ayub (Juru Mudi I), Hariyono (Juru Mudi II), Heri Santoso (Kelasi I), Dedy Setiawan (Kelasi II), Muhammad (Koki), Buwono Sawong (Kelasi III), Purnomo (Juru Minyak I), dan Dedy (Juru Minyak II). Pihak Adpel Tenau Kupang, sejak Jumat hingga Sabtu, memintai keterangan Mualim I Iwan Wisnu Haji sebagai perwira kapal yang bertanggungjawab atas musibah tersebut, karena nahkoda kapal, Marjianus Kotten sampai saat ini belum diketahui nasibnya. Bambang Julianto mengemukakan, setelah pihaknya meminta keterangan perwira kapal itu, ternyata jumlah ABK yang ikut berlayar pada saat kejadian itu hanya 20 orang, bukan 23 orang seperti yang dilaporkan agen kapal tersebut kepada pihak Adpel Tenau Kupang. Pada saat itu, tiga ABK masing-masing Sukamto (Masinis II) dan Heri Susilo (pelayan) sedang menjalankan cuti, sedang juru minyak II Sudarko mengajukan permohonan pengunduran diri namun tetap dicantumkan dalam crew list oleh nahkoda kapal ketika mengajukan surat izin berlayar (SIB). Menurut keterangan Mualim I, kata dia, pada saat kapal feri itu tenggelam, nahkoda kapal, Mualim II dan Markonis tetap berada di posisi anjungan, sedang juru mudi III dan Kelasi IV berada di posisi ruang penumpang ekonomi, sementara Kelasi V sudah terpental dari kapal. "Jika ada indikasi tindak pidana dalam musibah tersebut, kasusnya akan dilimpahkan kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan lebih lanjut. Jika ada indikasi tindak perdata, kasusnya akan dilimpahkan ke Mahkamah Pelayaran," jelasnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006