Jakarta (ANTARA) - Presidensi G20 Indonesia dinilai menjadi momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan inklusivitas transformasi digital.

"Presidensi G20 Indonesia akan merupakan kesempatan Indonesia sebagai negara berkembang untuk menyeimbangkan diskusi yang didominasi oleh negara-negara maju atau negara-negara industri, guna membangun tata kelola dunia yang lebih adil," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam keterangan pers, dikutip Selasa.

Baca juga: Kominfo bawa tiga isu prioritas pada DEWG G20 2022

Inklusivitas transformasi digital bisa dilakukan dengan mengembangkan tata kelola digital yang lebih adil melalui diskusi seimbang antara negara berkembang dengan negara maju atau industri. Indonesia berkomitmen untuk memperjuangkan pengembangan sektor digital, baik untuk Indonesia maupun negara berkembang.

"Indonesia akan mengusung beragam deliverables dalam bentuk pengayaan isu, diskusi kebijakan, serta tangible output untuk mendorong pengembangan sektor digital Indonesia," kata Johnny.

Kominfo menjadi pengampu dalam pembahasan isu digital pada Presidensi G20 Indonesia. Pemerintah, melalui Kominfo, akan membawa tiga isu prioritas dalam kelompok kerja ekonomi digital atau Digital Economy Working Group (DEWG), yaitu pemerataan akses digital, literasi digital dan arus data lintas batas negara yang aman.

Pada isu pemerataan akses digital, Indonesia akan mendorong pemerataan akses digital dan digitalisasi menyeluruh, termasuk untuk kelompok rentan.

Baca juga: Kominfo dorong inovasi digital berbasis pemberdayaan masyarakat

Dari segi bisnis, Indonesia mendorong negara-negara anggota G20 untuk mewujudkan medan yang seimbang, fair level of playing field, sebagai tujuan bersama karena saat ini lansekap digital belum berimbang.

"Melalui DEWG, Kominfo akan menyelenggarakan Digital Innovation Network untuk memfasilitasi business matchmaking bagi startup-startup digital," kata Johnny.

Untuk isu prioritas kedua, pemerintah Indonesia mendorong pemerataan literasi dan keterampilan digital masyarakat sebagai salah satu prasyarat transformasi digital yang inklusif.

"Di mana semua orang dapat memanfaatkan ruang digital secara produktif untuk menciptakan nilai-nilai ekonomi," kata Johnny.

Indonesia sedang menyusun dokumen G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy. Dokumen ini akan menjadi ukuran kesiapan kecakapan dan literasi digital yang bisa dijadikan rujukan bersama negara anggota G20.

Baca juga: Kominfo ajak kolaborasi Working Group dan Engagement Group DEWG G20

Melalui isu prioritas ketiga, Indonesia akan mendorong perwujudan arus data lintas batas negara yang aman, produktif dan berbasis kepercayaan, melalui empat prinsip yaitu lawfullnes, fairness, transparency dan reciprocity.

Target-target tersebut akan diwujudkan melalui kolaborasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Di level internasional, Digital Economy Working Group menjadikan diskusi dan potensi kerjasama dengan negara-negara anggota G20 maupun organisasi-organisasi internasional," kata Johnny.

Pada tingkat nasional, DEWG 20 berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga pengampu working group dan engagement group 20, akademisi, pelaku industri dan pemangku kepentingan lainnya.


Baca juga: Kominfo siapkan Digital Transformation Expo untuk G20

Baca juga: Indonesia siapkan skenario gelembung perjalanan selama Presidensi G20

Baca juga: Pemerintah hadirkan infrastruktur internet cepat di Presidensi G20

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022