Surabaya (ANTARA) - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Timur menggerakkan program Patroli Motor Penegakan Protokol Kesehatan di Masyarakat atau  “Pamor Keris” sebagai antisipasi meluasnya COVID-19 di wilayah setempat.

"Harapannya bersama-sama kita bisa melakukan penegakan protokol kesehatan. Karena ketika terjadi pelandaian kasus, ada semacam pelonggaran yang terjadi di masyarakat," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Senin.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berkesempatan memimpin apel bersama para pejabat forkopimda, sekaligus memberikan arahan ke personel TNI/Polri di Lapangan Makodam V/Brawijaya di Surabaya.

Turut hadir Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto.

Menurut Khofifah, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan seiring adanya fenomena varian omicron, kini terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19.

"Kita harus sama-sama saling mengingatkan pentingnya penegakan protokol kesehatan, dan itu harus dilakukan di semua lini dan level. Program ini bagian dari upaya tersebut," kata gubernur perempuan pertama di Jatim itu.

Ia menjelaskan Program "Pamor Keris" bukan hanya dilaksanakan di Surabaya, melainkan serentak di semua lini di kabupaten/kota se-Jatim, dengan harapan penyatuan langkah yang akan memasifkan upaya penegakan protokol kesehatan.

Gubernur Khofifah juga membahas kesiapsiagaan penanganan kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jatim yang harus dilakukan secara mitigatif dan komprehensif.

"Pada 22 Januari 2022 ada 129 tenaga migran yang masuk ke Jatim dari Bandara Juanda. Kemudian tidak lama lagi akan datang lagi sebanyak 164 orang. Semua harus siap untuk melakukan karantina dan memberikan layanan pada para tenaga kerja migran," katanya.

Pada kedatangan pekerja migran rombongan pertama, lanjut Khofifah, dari hasil uji yang dilakukan terdapat dua orang terkonfirmasi positif COVID-19 yang saat ini sudah dilakukan isolasi serta perawatan di rumah sakit.

Ia memastikan bahwa selain testing, upaya tracing (pelacakan) masif juga terus dilakukan. Setiap ada yang terkonfirmasi positif maka kontak erat di lingkungan tersebut harus dilakukan.

"Tak hanya di sektor tenaga migran, tapi juga misalnya di sekolah, perkantoran maupun keluarga. Sesuai anjuran Kemenkes, dalam tracing kontak erat minimal untuk satu kasus 15 orang, tapi di Jatim 19 orang setiap kasus," tuturnya.

Dia mengatakan Forkopimda Jatim juga telah mengaktifkan kembali tempat isolasi terpadu di berbagai lokasi. "Keberadaan isolasi terpadu harus segera dilakukan reaktivasi, kemudian tenaga kesehatan serta relawan harus siap," kata Gubernur Khofifah.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022