Yerusalem (ANTARA) - Israel akan terus memberikan suntikan vaksin COVID-19 keempat kepada warganya meskipun ada temuan awal bahwa dosis keempat itu tidak cukup untuk mencegah infeksi virus corona varian Omicron, kata seorang pejabat senior kesehatan Israel, Selasa.

Penularan COVID-19 di Israel yang dipicu oleh varian Omicron juga diprediksi akan berkurang dalam seminggu.

Sebagai negara tercepat yang meluncurkan vaksinasi pada 2021, Israel pada Desember tahun lalu mulai menawarkan suntikan dosis keempat vaksin COVID --yang juga dikenal sebagai dosis penguat kedua -- kepada kelompok warga yang paling rentan dan berisiko tinggi.

Pada Senin (17/1), sebuah studi pendahuluan yang diterbitkan oleh satu rumah sakit Israel menemukan bahwa suntikan vaksin dosis keempat meningkatkan antibodi ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan saat telah mendapat dosis ketiga tetapi "mungkin" tidak cukup untuk mencegah infeksi varian Omicron yang sangat menular.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Nachman Ash menggambarkan temuan itu sebagai hal yang "sampai taraf tertentu tidak mengejutkan" karena kasus infeksi varian Omicron telah dilaporkan menjangkiti beberapa orang bahkan setelah mereka menerima vaksin dosis keempat.

"Tetapi kami menilai bahwa perlindungan dari morbiditas yang serius, terutama untuk populasi lanjut usia dan berisiko, masih diberikan oleh (dosis keempat) vaksin ini. Oleh karena itu, saya mengimbau masyarakat untuk tetap datang untuk mendapatkan vaksinasi," Ash kepada Radio Angkatan Darat Israel.

Seperti di negara-negara lain, Israel telah mengalami peningkatan kasus COVID-19 akibat varian Omicron, tetapi tidak ada laporan kematian akibat infeksi varian tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi Israel: Dosis ke-4 vaksin COVID kurang ampuh lawan Omicron

Baca juga: Penelitian Israel sebut vaksin Pfizer dan Moderna kurang efektif lawan Omicron


 

Israel catat rekor tertinggi 37.887 kasus COVID-19 dalam sehari

Penerjemah: Yuni Arisandy
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022