Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 telah mendorong banyak perubahan, termasuk peningkatan pesat adopsi layanan digital serta pengguna dan talenta digital.

Menguitp siaran pers dari OVO, Jumat, sebanyak 9 dari 10 pengguna layanan digital baru Asia Tenggara di 2020 tetap memanfaatkan layanan digital di 2021.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2021 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, investasi ekonomi internet Asia Tenggara pun mencatat angka tertinggi di 2021 meskipun di tengah pandemi, dengan mayoritas investasi di industri e-commerce dan layanan keuangan digital.

Di tahun 2030, sebanyak 70-80 persen nilai transaksi Asia Tenggara diperkirakan akan sepenuhnya digital, dibandingkan dengan sekitar 40 persen sekarang ini.

Baca juga: OVO dorong transaksi digital lewat layanan keuangan terlengkap

Gross Merchandise Value (GMV) Asia Tenggara pun akan melampaui prediksi sebelumnya dan diperkirakan akan mencapai USD 360 Miliar pada tahun 2025, dengan Indonesia sendiri yang berpotensi mencapai dua kali lipat GMV Asia Tenggara saat ini di 2030.

"Pertumbuhan pesat ekonomi digital tentunya perlu disertai dengan sumber daya manusia yang andal. OVO menyadari bahwa industri fintech akan dapat berkembang lebih optimal jika ditopang oleh bakat-bakat dari berbagai latar belakang industri, bukan hanya teknologi," tutur HR Director OVO Debora Bangun.

Filosofi ini sejalan dengan pendekatan ekosistem terbuka yang dianut OVO, di mana OVO terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak demi mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, terutama di tengah pandemi.

Di tahun sebelumnya pun, OVO telah banyak menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra strategis seperti BCA, BRI, Bank Mandiri, Google Play, JD.ID, Bukalapak, BliBli, Pos Indonesia, HappyFresh, McD dan masih banyak lagi.

Menurut laporan dari CORE Indonesia, sebanyak 82 persen UMKM menyatakan terbantu oleh ekosistem OVO di tengah pandemi, dengan rata-rata kontribusi ekosistem mencapai 18 persen dari penjualan mereka.

Sebanyak 71 persen mengalami peningkatan literasi keuangan digital, dan mulai menjalankan pencatatan keuangan secara lebih rutin, sementara 8 dari 10 responden yang sebelumnya tidak memiliki askes bank kini mengenal produk-produk perbankan.

"Pencapaian OVO menjadi pendorong semangat kami untuk terus berkembang. Perjuangan OVO mendukung pemerintah dalam menuju Indonesia inklusif keuangan masih cukup panjang, dan kami sangat terbuka untuk menerima talenta-talenta baru yang ingin turut bersama mendorong dan membuka akses layanan keuangan yang komprehensif bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Debora.

Ia pun menambahkan bahwa bagi mereka yang tertarik, agar dapat mengunjungi laman resmi karir OVO di https://www.ovo.id/career.

Baca juga: OVO jadi alat pembayaran utama pilihan UMKM di Indonesia

Baca juga: Tarik tunai OVO Cash kini bisa lewat ATM BCA

Baca juga: OVO jalin kerja sama strategis dengan Indomaret

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022