Jadi tidak ada penutupan jalan, yang ada penutupan kebun. Kebetulan di kebun itu ada curug.
Purwakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi ikut menyelesaikan masalah penutupan akses jalan menuju objek wisata Curug Tilu, Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

"Sebelumnya saya mendapat laporan terkait dengan penutupan akses jalan menuju objek wisata Curug Tilu, Desa Ciririp," kata Dedi, lewat sambungan telepon yang diterima di Karawang, Senin.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, Dedi langsung mendatangi lokasi dan diketahui ternyata itu bukanlah akses jalan ke curug yang ditutup, melainkan hanya membentengi areal kebun bambu milik Sultan Ciririp.

“Memang ini tanahnya punya Sultan Ciririp, tapi kalau aksesnya ditutup (tembok) enggak bisa lewat ke curug,” katanya.

Menurut dia, jalan umum untuk warga tidak ada penutupan, dan yang ditutup hanya akses menuju kebun bambu milik Sultan Ciririp.

"Jadi tidak ada penutupan jalan, yang ada penutupan kebun. Kebetulan di kebun itu ada curug,” katanya lagi.

Melihat kejanggalan tersebut, Dedi menilai ada yang salah dalam pola komunikasi. Sebab berita dan informasi menyebar penutupan dilakukan, karena persoalan pilkades yang baru saja berlangsung.

Untuk menyelesaikan konflik, Dedi kemudian menemui Sultan Ciririp di sebuah warung kopi. Tak lama datang Kades Ciririp Agus Permana Putra yang turut terseret dalam konflik itu.

Di tempat tersebut terungkap permasalahan bermula dari kekalahan Sultan Ciririp dalam pilkades. Sang mantan tak terima karena pihak desa turut campur mengurusi lokasi ‘sengketa’ tanpa permisi padanya, sehingga terjadilah penutupan jalan yang sebenarnya masih milik Sultan Ciririp.

“Jadi ini kan tinggal dikomunikasikan. Tidak perlu rapat dipanggil pihak sana, pihak sini, itu lama dan tidak akan selesai. Kalau seperti ini mah harus turun langsung ngobrol hati ke hati,” ujar Dedi.

Dari hasil obrolan kedua pihak dengan disaksikan langsung Kabid Pariwisata Disporabud Purwakarta Acep Yulimulya, disepakati akhirnya tembok itu dibongkar sebagai akses masuk ke kawasan wisata Curug Tilu.

Nantinya curug akan dikelola oleh Sultan Ciririp dengan catatan harus menjaga kebersihan, kenyamanan dan penataan.

Sedangkan Pemkab Purwakarta akan membantu membenahi dan mendorong pariwisata agar tumbuh ekonomi yang semakin maju.

“Jadi urusan begini tidak perlu formal dipertemukan, dirapatkan, tidak akan selesai. Banyak aspek yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan ngobrol dan ngopi. Ini yang selalu saya kritik. Di DPR tidak semuanya bisa diselesaikan dengan rapat, ada hal yang bisa dilakukan dengan ngobrol. Orang itu punya hati, maka perlu pendekatan dari hati ke hati,” kata Dedi.

Ia menyampaikan, ke depan pihak desa tinggal membantu regulasi dan mengawasi pengelolaan pariwisata tanpa perlu sibuk mengurusi tiket.

“Nanti saya akan bantu mendatangkan ahli bambu untuk melakukan penataan. Nanti jalannya dibesarkan, warungnya ditata, kemudian bikin homestay. Kalau sudah meningkat levelnya Sultan Ciririp tinggal bayar pajak ke negara,” katanya lagi.

Setelah ada kesepakatan tersebut semua pihak beranjak menuju Curug Tilu. Dengan disaksikan Dedi Mulyadi, tembok putih yang semula menutup akses ke curug dibongkar, sehingga bisa dilewati kembali. 
Baca juga: Dedi Mulyadi merasa kehilangan atas wafatnya Wali Kota Bandung
Baca juga: Anggota DPR "pasang badan" bantu nenek dilaporkan anaknya ke polisi

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021