Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono percaya kerja sama ASEAN-AS dalam bidang ekonomi dan perdagangan akan semakin meningkat karena peluang bisnis antara kedua entitas tersebut terbuka lebar.

Hal tersebut disampaikan Kepala Negara saat menjadi pembicara kunci dalam sesi pertemuan Overseas Private Investment Corporation (OPIC) di Jakarta, Rabu siang.

"Saya menghargai kebijakan Presiden Obama untuk membina hubungan lebih dekat dengan negara di kawasan Asia Tenggara. Kami menyambut adanya perjanjian kerja sama dan menyambut partisipasi AS dalam East Asia Summit," katanya.

Presiden Yudhoyono menyatakan Amerika Serikat merupakan negara dengan investasi luar negeri terbesar termasuk di dalamnya Foreign Direct Investement (FDI).

"Total jumlah investasi langsung AS di luar negeri sepanjang 2000-2009 meningkat lebih dari tiga kali lipat. Meningkat dari 920 miliar dolar AS menjadi 3,5 triliun dolar AS. Namun 70 persen dari investasi ini terkonsentrasi di negara maju yang memiliki pendapatan tinggi," tutur Presiden.

Seiring dengan perkembangan ekonomi global, menurut Presiden, pengusaha asal AS perlu lebih memberikan perhatian pada investasi di kawasan Asia Tenggara.

"Empat atau lima dekade lalu, kawasan Asia Tenggara merupakan region yang terbagi-bagi karena perang, konflik, perpecahan dan ketidakpercayaan. Hari ini, kawasan Asia Tenggara ada dalam keadaan damai. Kerja sama dan kesejahteraan menyebar ke seluruh regional," kata Kepala Negara.

Karena itu, Presiden Yudhoyono optimistis bahwa kawasan Asia Tenggara akan menjadi kawasan primadona investasi AS.

"Kawasan Asia Tenggara, memiliki jumlah populasi keseluruhan 550 juta orang dan GDP gabungan sebesar 1,9 triliun dolar AS. Kelas menengah sedang tumbuh dan memiliki kekayaan sumber daya alam," katanya.

Menurut Presiden total perdagangan antara AS dan ASEAN pada 2010 mencapai 181 miliar dolar AS atay 39,6 persen dari nilai perdagangan AS dan China. Indonesia sendiri, dengan populasi 240 juta orang membukukan total nilai perdagangan dengan AS sebesar 23,6 miliar dolar AS pada 2010.

Rencana kerja sama antara AS dan ASEAN di bidang investasi dan perdagangan disambut baik oleh Kepala Negara. Dalam rencana itu AS meminta kerja sama fasilitas perdagangan, logistik, digital ekonomi dan perdagangan keuangan.

Saat memberikan pidato dalam pertemuan OPIC tersebut, Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Peindustrian MS Hidayat, Presiden OPIC Elizabeth Littlefield, Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel, Dubes RI untuk AS Dino Pati Djalal, Kepala BKPM Gita Wirjawan dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
(P008)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011