Jakarta (ANTARA) - Pemain sayap Borneo FC Muhammad Sihran Amrullah menjadikan hukuman kartu merah yang didapatnya kala bersua dengan Persija Jakarta sebagai pembelajaran berharga.

Pada laga yang berlangsung Senin (29/11) lalu dengan kemenangan Borneo FC 2-1, M Sihran mendapatkan kartu merah dan harus diusir wasit karena terpancing emosinya.

"Tensi pertandingan memang cukup tinggi. Yang pasti kartu merah yang saya terima akan jadi pelajaran bagi saya," kata Sihran, dikutip dari laman resmi klub, Jumat.

Baca juga: Risto: Kesabaran jadi kunci Borneo FC kalahkan Persija

Imbas dari kartu merah yang didapatnya membuat Sihran dipastikan hanya bisa menjadi penonton pada laga melawan Persiraja Banda Aceh di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (5/12) mendatang.

Menurut Sihran, hal terpenting lainnya bagi tim sekarang adalah mempertahankan motivasi serta momentum di setiap pertandingan.

Sebab, kata pemain kelahiran Ternate, 8 Maret 1999 itu, perjalanan kompetisi saat ini masih sangat panjang.

Artinya, Pesut Etam disebutnya masih bisa merangkak naik ke papan atas, namun bisa juga melorot ke papan bawah jika tak konsisten dalam bermain.

"Kami boleh senang dan boleh bahagia. Tapi kami harus ingat karena perjalanan masih panjang dan harus tetap konsisten meraih poin," pesannya.

Namun, Sihran yakin jika seluruh rekan-rekannya bisa tampil seperti di 4 pertandingan terakhir maka posisi tim akan terus menapak ke papan atas klasemen.

"Target kami di seri ketiga harus tercapai, yakni meraih poin di setiap pertandingan," pungkasnya.

Baca juga: Borneo FC tak mau anggap enteng Persiraja
Baca juga: PSIS Semarang tumbang 1-2 di tangan PSS Sleman
Baca juga: Bali United gunduli Persiraja 5-0

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021