Jakarta (ANTARA) - Korea Selatan berencana untuk meningkatkan produksi hidrogen bersih dan memperluas infrastruktur produksi dan konsumsinya untuk menjadikannya sumber energi utama negara itu pada tahun 2050, kata Kementerian Industri Korea Selatan, dikutip dari Yonhap, Sabtu.

Rencana tersebut merupakan bagian dari cetak biru komprehensif pemerintah tentang ekonomi hidrogen, karena negara tersebut mendorong pengembangan hidrogen dan energi terbarukan lainnya sebagai alternatif bahan bakar fosil dengan tujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.

Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah akan menyediakan 27,9 juta ton hidrogen per tahun pada tahun 2050, yang semuanya akan berupa hidrogen hijau atau biru, sementara tidak termasuk hidrogen abu-abu, menurut Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi.

Hidrogen abu-abu dihasilkan dari gas alam, yang menghasilkan emisi karbon dalam proses produksinya, sedangkan hidrogen biru lebih bersih, karena emisi karbon ditangkap dan disimpan. Hidrogen hijau diproduksi menggunakan listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah berencana untuk membangun fasilitas produksi skala besar untuk hidrogen hijau dan menurunkan biaya produksi.

Perusahaan juga berencana untuk mengamankan fasilitas penyimpanan karbon dengan kapasitas 900 juta ton atau lebih pada tahun 2030 sehingga dapat menghasilkan 2 juta ton hidrogen biru setiap tahun pada tahun 2050.

Pada 2020, Korea Selatan belum menghasilkan hidrogen bersih.

Pemerintah juga berjanji untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara penghasil hidrogen untuk mengamankan sekitar 40 saluran pasokan hidrogen pada tahun 2050.

"Hidrogen akan menjadi sumber energi tunggal terbesar kami pada tahun 2050, yang akan menyumbang 33 persen dari total konsumsi energi," kata kementerian itu dalam pernyataannya.

Lebih dari 2 ribu stasiun pengisian akan didirikan secara nasional pada tahun 2050, dengan setidaknya satu stasiun pengisian akan didirikan di 226 bangsal dan kabupaten secara nasional, menurut kementerian.

Pemerintah juga berencana untuk mendorong sektor-sektor seperti baja dan kimia untuk beralih ke proses produksi berbasis hidrogen dan menerapkan sumber energi bersih ke berbagai alat transportasi, termasuk drone, trem, dan kapal, tambahnya.

"Hidrogen adalah cara yang paling kuat untuk mencapai tujuan nol-karbon," kata Perdana Menteri Kim Boo-kyum, memimpin pertemuan komisi ekonomi hidrogen.

"Kami akan membangun ekosistem inovatif di seluruh ekonomi hidrogen. Kami akan fokus pada pengembangan dan komersialisasi teknologi canggih utama dan memelihara talenta yang ada," katanya.

Baca juga: INEOS jajaki penggunaan hidrogen untuk Grenadier 4x4

Baca juga: Hyundai & raksasa industri Korsel sepakat kembangkan energi hidrogen

Baca juga: Hyundai tingkatkan rasio kendaraan listrik jadi 80 persen pada 2040
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021