Dampak yang ditimbulkan dari pertumbuhan siklon tropis ini adalah, meningkatnya kecepatan angin di lapisan 850 mb di sekitar Jawa bagian barat yang dirasakan hingga level permukaan
Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, Jawa Barat menyatakan adanya fenomena Siklon Tropis Paddy menyebabkan wilayah Bandung Raya tidak diguyur hujan selama empat hari terakhir.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu di Bandung, Kamis mengatakan pertumbuhan siklon tersebut mulai terjadi sejak 20 hingga 23 November 2021 sehingga awan hujan yang tumbuh di wilayah barat Pulau Jawa tergeser ke arah Jawa bagian timur hingga sekitar Pulau Bali.

"Dampak yang ditimbulkan dari pertumbuhan siklon tropis ini adalah, meningkatnya kecepatan angin di lapisan 850 mb di sekitar Jawa bagian barat yang dirasakan hingga level permukaan," katanya.

Ia menjelaskan tingginya kecepatan angin tersebut menyebabkan terpecahnya awan-awan hujan di sekitar Jawa bagian barat wilayah tengah hingga utara, termasuk Bandung Raya.

Namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan TCWC BMKG, ia mengatakan mulai 25 November 2021 ini Siklon Tropis Paddy sudah tidak akti sehingga diprediksi dalam tiga hari ke depan tidak ada potensi pertumbuhan siklon tropis lainnya.

"Dengan tidak aktifnya Siklon Tropis Paddy, maka potensi hujan akan kembali normal terjadi seperti semula," kata dia.

Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk kembali waspada terhadap potensi hujan ringan-sedang yang akan kembali terjadi di wilayah Bandung Raya pasca kejadian Siklon Tropis Paddy.

"Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi kejadian hujan yang disertai angin kencang yang kembali berpeluang terjadi pada siang hingga menjelang malam hari," demikian Teguh Rahayu .

Baca juga: Angin kencang di Jakarta pengaruh tidak langsung Siklon Tropis Paddy

Baca juga: Bibit Siklon Tropis 90S jadi Siklon Paddy, potensi hujan lebat di Jawa

Baca juga: Potensi angin kencang sudah menjauh dari Jabodetabek


Baca juga: BMKG sebut angin kencang di Bandung sebagai fenomena wajar

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021