Teknologi mendorong perubahan dengan sangat cepat, bahkan perubahan ini telah terjadi dalam skala besar beberapa tahun lalu
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Economic Forum (IEF) menyatakan saat ini dan ke depan teknologi akan menjadi pendorong baru pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun global.

Founder dan CEO Indonesia Economic Forum (IEF) Shoeb Kagda di Jakarta, Kamis mengatakan gelombang pertama revolusi teknologi terjadi pada Tokopedia, Gojek, dan Bukalapak menjadi unicorn, kemudian gelombang revolusi teknologi berikutnya akan melibatkan lebih banyak industri dan bisnis.

"Jelas bahwa teknologi adalah pendorong baru pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Revolusi teknologi, lanjutnya, tidak hanya mengubah perekonomian Indonesia tetapi juga masyarakat.

Dikatakannya, melalui teknologi, pekerjaan baru bertambah, model bisnis baru sedang dikembangkan, ide ide baru sedang berkecambah dan yang paling penting, kekayaan baru sedang diciptakan.

Dari fintech hingga cryptocurrency, dari healthtech ke edutech, dari sustainable finance hingga smart manufacturing, dari smart city hingga pariwisata.

"Teknologi mendorong perubahan dengan sangat cepat, bahkan perubahan ini telah terjadi dalam skala besar beberapa tahun lalu," ujar Shoeb Kagda.

Menurut dia, Indonesia juga perlahan bangkit dari awan gelap Covid-19. Pemerintah telah berhasil mengendalikan Covid dan sekarang berharap untuk menghidupkan kembali pertumbuhan PDB.

Jelas bahwa ekonomi digital akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus daya tarik utama bagi investasi asing langsung.

Selama dua tahun terakhir, sektor ini telah menarik lebih dari 2 miliar dolar AS investasi dari pemain global seperti Google, Amazon, GIC, Temasek, Alibaba, Tencent, dan banyak lainnya.

"Dalam revolusi teknologi saat ini, bahkan ide terkecil pun dapat menjadi besar cepat. Investor global mendanai perusahaan rintisan dengan ide-ide menarik, mempercepat proses yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perusahaan rintisan hari ini dapat bergerak cepat menjadi unicorn hanya dalam beberapa tahun," ujarnya.

Terkait hal itu, lanjutnya, IEF menggelar Annual Indonesia Economic Forum ke-8 selama 23-25 November 2021 secara virtual yang mempertemukan 1.000 pakar global, pemimpin bisnis, pembuat kebijakan, pemimpin pemikiran, dan pengusaha untuk bertukar pikiran dan menawarkan pandangan yang berlawanan tentang masa depan.

Sejumlah pembicara yang dihadirkan diantaranya Chief Envoy of Clover Climate Alliance Dino Patti Djalal, Chief Executive Dewan ICT Nasional Ilham Habibie, Founder Red Doorz Amit Saberwal, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca juga: Airlangga: ASEAN harus perkuat kerja sama pengembangan AI
Baca juga: Industri 4.0 dorong disrupsi teknologi di sektor manufaktur
Baca juga: Anies: Guru tak tergantikan oleh teknologi

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021