Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyebutkan bahwa pertambangan yang diserang sekelompok orang bersenjata di Kongo hingga menyebabkan lima warga negara China diculik beberapa hari lalu milik warga negara Amerika Serikat.

Bayond Mining, perusahaan tambang milik warga AS itu, baru saja terdaftar di Provinsi Sud Kivu, Kongo, demikian pernyataan Kedutaan Besar China di Kongo seperti dikutip Global Times, Kamis.

Areal pertambangan di Kongo tersebut diserang kelompok bersenjata tak dikenal pada Minggu (21/11) hingga menyebabkan seorang petugas kepolisian setempat tewas.

Lima orang pekerja berkewarganegaaraan China yang diculik sejauh ini dalam keadaan selamat.

Perwakilan perusahaan tersebut secara legal milik warga negara AS, bukan milik warga negara China seperti yang dilaporkan beberapa media asing sebelumnya, demikian Kedubes.

Menurut Kedutaan, selain warga China, beberapa warga negara asing lain juga menghadapi serangan dan penculikan.

Kementerian Luar Negeri China (MFA) sebelumnya mengingatkan warganya di beberapa negara untuk meningkatkan kewaspadaan seiring dengan insiden penculikan di Kongo.

MFA menyarankan warganya di luar negeri untuk selalu berkomunikasi dengan kantor perwakilan pemerintah China di berbagai negara. 

Baca juga: Puluhan tewas dan luka dalam serangan di rumah sakit Kongo
Baca juga: PBB: 55 orang tewas dalam dua serangan di Kongo timur
Baca juga: Republik Demokratik Kongo umumkan pengepungan karena serangan militan

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021