Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menetapkan hasil penjualan green sukuk ritel atau sukuk tabungan seri ST008 sebesar Rp5 triliun yang telah menarik minat para masyarakat dengan jumlah investor mencapai 14.337 orang.

"Minat investor yang sangat luar biasa menyebabkan target nasional ST008 sudah tercapai pada 15 November 2021, yaitu dua hari sebelum masa penawaran ditutup, meskipun masih di tengah kondisi pandemi," sebut pernyataan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Besarnya minat investor ritel domestik terhadap ST008 tercermin dari total jumlah penawaran yang masuk pada dua hari pertama sejak pembukaan masa penawaran pada 1 November 2021 yang mencapai hampir Rp1,9 triliun.

Baca juga: Kemenkeu: Penjualan SBN sudah capai target pemerintah

Dengan mempertimbangkan tingginya minat investor tersebut, maka sejak 4 November 2021 diberlakukan sistem kuota harian, yang dilakukan top up kuota setiap jam 8 pagi, dan langsung habis terserap dalam 10 menit.

Jumlah investor ST008 sebanyak 14.337 investor ini merupakan yang terbanyak kedua sepanjang penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel non-tradable setelah ST007 dengan 16.992 investor.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.776 investor merupakan investor baru, dengan dominasi paling banyak berasal dari generasi milenial mencapai 44,09 persen.

Namun, dominasi volume pemesanan terbesar di ST008 sama seperti di ST006 dan ST007 yaitu oleh generasi baby boomers sejumlah Rp2,08 triliun atau sekitar 41,56 persen.

Baca juga: Kemenkeu catat hasil penjualan SR015 capai Rp27 triliun

Sementara itu, jumlah investor paling besar berasal dari generasi X yaitu sebanyak 4.896 orang atau sekitar 34,14 persen dari total investor.

Untuk investor yang berasal dari generasi Y maupun milenial tercatat jumlahnya mencapai 4.831 orang atau 33,7 persen dari total investor dengan nominal pembelian mencapai Rp849,55 miliar atau 16,99 persen dari total penjualan.

Sedangkan, pembelian ST008 yang dilakukan investor generasi Z tercatat dilakukan 152 investor atau 1,06 persen dari total investor dengan nominal sebesar Rp38,95 miliar atau 0,78 persen dari total penjualan. Rata-rata pembelian generasi Z ini mencapai Rp256,24 juta.

Dengan pencatatan ini, maka rata-rata pemesanan ST008 mencapai Rp348,75 juta. Jumlah investor yang membeli ST008 dengan nominal Rp1 juta mencapai 486 investor atau 3,39 persen dari total investor.

Selanjutnya, sahabat sukuk yang telah setia membeli ST002 hingga ST008 mencapai 38 investor dengan total nominal pembelian sebesar Rp221,33 miliar.

Terkait profesi, pegawai swasta mendominasi dari segi jumlah dengan sebanyak 4.853 atau 33,85 persen. Namun wiraswasta mendominasi dari sisi volume yaitu sebesar Rp1,57 triliun atau 31,49 persen.

Untuk partisipasi investor dari ASN/TNI/Polri pada ST008, jumlah volumenya mencapai Rp264,9 miliar atau 5,3 persen dari total penjualan dengan investor sebanyak 947 orang atau 6,6 persen dari total investor.

Berdasarkan wilayah, nominal penjualan terbesar berasal dari DKI Jakarta, yaitu mencapai Rp2,15 triliun atau 43,06 persen dari total penjualan dari 5.396 investor atau 37,64 persen dari total investor.

Sementara itu, porsi penjualan ST008 di wilayah Indonesia Timur baru mencapai 0,80 persen dari total volume penjualan, dengan porsi investor hanya sebanyak 0,58 persen dari total investor.

ST008 merupakan seri Sukuk Tabungan dengan tingkat imbalan terendah sepanjang penerbitan SBN Ritel, yakni sebesar 4,80 persen (floating with floor) per tahun yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya menurunkan yield dan menekan cost penerbitan SBN.

ST008 diterbitkan dengan format Green sehingga seluruh hasil penerbitan untuk pembiayaan proyek-proyek yang ramah lingkungan baik refinancing maupun new financing.

Sukuk tabungan hijau ini juga merupakan bentuk komitmen dan kontribusi pemerintah dalam mengembangkan pasar keuangan syariah dan sekaligus membantu mengatasi dampak perubahan iklim.

Penerbitan ST008 ini bekerjasama dengan 30 Mitra Distribusi yang terdiri dari 2 Bank Umum Syariah, 18 Bank Umum, 4 Perusahaan Efek, 3 Perusahaan Efek Khusus dan 3 Perusahaan Finansial Teknologi.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021