Washington (ANTARA) - Seorang pejabat senior Amerika Serikat akan mengunjungi Honduras pekan depan untuk menekankan bahwa AS ingin negara Amerika Tengah itu mengadakan pemilihan presiden yang "bebas dan adil" pada 28 November, kata Departemen Luar Negeri AS, Sabtu.

Pemilihan presiden terakhir di Honduras pada 2017 dirusak oleh pertikaian sengit mengenai penghitungan suara, di mana hasilnya tidak menguntungkan bagi petahana Juan Orlando Hernandez sampai akhirnya pemilu dianggap gagal, dan kemudian hasil suara mendukung Hernandez saat penghitungan diulang.

Pada tahun ini, Presiden Juan Orlando Hernandez tidak mencalonkan diri dalam pemilihan pada 28 November.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan asisten menteri luar negeri AS untuk urusan negara-negara di belahan barat dunia Brian Nichols akan mengunjungi Tegucigalpa dari 21 November hingga 23 November.

Menurut Deplu AS, selama kunjungannya di Honduras, Nichols akan bertemu dengan para pemimpin pemerintahan Honduras, pimpinan dewan pemilihan nasional, perwakilan masyarakat sipil dan komunitas bisnis Honduras.

"Melalui keterlibatan ini, Asisten Sekretaris (Menlu AS) Nichols akan menyampaikan dukungan AS untuk lembaga-lembaga demokrasi Honduras dan mendorong pelaksanaan pemilu nasional yang bebas dan adil secara damai dan transparan pada 28 November," kata Departemen Luar Negeri AS.

Pernyataan dari Deplu AS itu juga menyebutkan wakil asisten pengelola Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk wilayah Amerika Latin dan Karibia, Mileydi Guilarte, akan bergabung dengan Nichols dalam kunjungan ke Honduras tersebut.

Sumber: Reuters
Baca juga: 6.500 imigran dari Honduras memulai perjalanan menuju AS
Baca juga: Adik presiden Honduras ditangkap di AS terkait narkoba
Baca juga: AS Hentikan Bantuan Kepada Honduras

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021