New York (ANTARA) - Wall Street beragam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), namun indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi setelah penurunan sesi sebelumnya, ketika investor fokus pada pendapatan optimis ritel dan teknologi yang mengalahkan komentar inflasi hawkish dari pembuat kebijakan Federal Reserve.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 60,10 poin atau 0,17 persen, menjadi menetap di 35.870,95 poin. Indeks S&P 500 bertambah 15,87 poin atau 0,34 persen, menjadi berakhir di 4.704,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq terdongkrak 72,14 poin atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 15.993,71 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan utilitas keduanya merosot 0,54 persen, memimpin penurunan. Sedangkan sektor consumer discretionary melonjak 1,49 persen, menjadikannya kelompok berkinerja terbaik.

Indeks Dow tertinggal dari rekan-rekannya karena kerugian tajam di pembuat peralatan jaringan Cisco, yang jatuh 5,5 persen setelah memperkirakan pendapatan kuartal saat ini di bawah ekspektasi karena kekurangan dan penundaan rantai pasokan.

Inflasi tetap menjadi prioritas utama bagi investor, dan pasar saham awalnya tergelincir setelah Presiden Bank Federal Reserve New York John Williams mengatakan inflasi menjadi lebih luas dan ekspektasi untuk kenaikan harga-harga di masa depan meningkat.


Baca juga: Wall Street berakhir lebih rendah, pengecer memicu ketakutan inflasi


Baik S&P maupun Nasdaq telah rebound pada pagi hari, dengan yang terakhir didukung oleh Nvidia. Pembuat chip itu melonjak 8,2 persen setelah mengalahkan estimasi kuartalan dan memperkirakan pendapatan kuartal keempat yang lebih kuat.

Sektor consumer discretionary memimpin kenaikan di antara rekan-rekannya karena pendapatan ritel positif dari Macy's dan Kohl's bergabung dengan laporan positif dari Walmart Inc dan Target Corp awal pekan ini.

Macy's Inc melonjak 21,1 persen, persentase kenaikan satu hari terbesar dalam beberapa dekade, setelah menaikkan panduan perolehan laba tahunan dan menandai rencana untuk potensi pemisahan divisi e-ecommerce-nya.

Jaringan ritel Kohl's Corp juga melambung 10,6 persen setelah menaikkan perkiraannya.

Indeks ritel S&P 500 terangkat 2,8 persen, memecahkan rekor puncaknya untuk sesi ketiga minggu ini, karena investor memandang pendapatan sebagai sinyal permintaan konsumen kuat yang telah bertahan melalui kenaikan inflasi, dan bahwa pengecer ditetapkan untuk musim liburan yang kuat.

"Konsumen lebih kuat dari yang diharapkan; ini kabar baik bagi negara secara keseluruhan. Konsumen yang lebih kuat adalah cerminan dari kebangkitan ekonomi yang kuat," kata Mike Zigmont, kepala penelitian dan perdagangan di Harvest Volatility Management di New York.


Baca juga: Saham Asia gagal ikuti Wall Street setelah data ritel AS lebih kuat


Namun, kekhawatiran atas kenaikan lebih lanjut dalam tekanan harga, bersama dengan ketidakpastian atas rencana pengetatan Fed telah membuat Wall Street lesu minggu ini.

"Kami pasti mencapai wilayah overbought dan memastikan akan sehat bagi kami untuk mengambil langkah berikutnya," kata Eric Metz, kepala investasi SpiderRock Advisors yang berbasis di Chicago.

"Di luar kebijakan Fed atau kekecewaan pendapatan yang besar, saya pikir ada beberapa pijakan yang cukup stabil di bawah kita, tetapi pasar bisa berubah-ubah dan tetap berhati-hati adalah nama permainannya sekarang."

Visa Inc turun untuk hari kedua, dengan melemah 0,8 persen membawanya ke penutupan terendah sejak 3 Februari, setelah berita bahwa Amazon.com Inc dapat mengurangi hubungannya dengan perusahaan pembayaran .

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,09 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,14 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.



Baca juga: Wall St menguat didukung data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan

Baca juga: Wall Street ditutup turun tipis, tertekan naiknya yield obligasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021