Ini di angka sekitar Rp3.500 triliun. Bukan angka main-main untuk pendanaan mitigasi perubahan iklim
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyatakan energi dan transportasi merupakan sektor yang membutuhkan biaya paling besar untuk menurunkan emisinya yakni mencapai Rp3.500 triliun dari 2020 hingga 2030.

“Ini di angka sekitar Rp3.500 triliun. Bukan angka main-main untuk pendanaan mitigasi perubahan iklim by sector sesuai komitmen Indonesia 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen bantuan internasional,” kata Wamenkeu Suahasil Nazara dalam IAI Sustainability Roundtable Discussion di Jakarta, Selasa.

Estimasi biaya sebesar Rp3.500 triliun tersebut digunakan untuk mengurangi emisi di sektor energi dan transportasi sebanyak 314 Mton CO2e untuk mencapai target penurunan emisi sesuai NDC yakni 29 persen serta 446 Mton CO2e sesuai target NDC 41 persen.

Indonesia sendiri meratifikasi Perjanjian Paris yang di dalamnya terdapat komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2016.

Berdasarkan dokumen NDC, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen melalui kemampuan sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030.

Baca juga: Sri Mulyani: Penerapan nilai ekonomi karbon butuh MRV yang akuntabel

Wamenkeu Suahasil menuturkan jumlah itu tergolong sangat besar mengingat upaya Indonesia dalam menangani perubahan iklim tidak dari level nol, karena telah memiliki pembangkit-pembangkit energi listrik berbasis batu bara, solar, serta fosil.

Ia menjelaskan biaya itu akan digunakan untuk dua hal yakni memberikan kompensasi terhadap pembangkit-pembangkit berbasis bahan bakar fosil serta untuk mengubah pembangkit yang telah ada ke dalam Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Sehingga kebutuhan kita di sektor energi sangat besar,” tegas Wamenkeu Suahasil Nazara.

Selain sektor energi dan transportasi, Wamenkeu mengatakan sektor yang juga membutuhkan biaya cukup besar adalah kehutanan yaitu mencapai Rp93,28 triliun dari 2020 hingga 2030.

Biaya ini digunakan untuk menurunkan emisi di sektor kehutanan sebesar 497 Mton CO2e sesuai target penurunan emisi NDC 29 persen dan 692 Mton CO2e sesuai target NDC 41 persen.

“Sektor kehutanan memang dalam juta ton emisi yang dikurangi itu besar, tapi biaya yang diperlukan relatif kecil dibanding energi dan transportasi,” kata Wamenkeu Suahasil Nazara.

Baca juga: Menko Airlangga minta BEI-Kemenkeu siapkan mekanisme "carbon trading"

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021