pemerintah perlu membentuk diabetes center di setiap rumah sakit
Jakarta (ANTARA) - Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) mendorong pemerintah menjadikan pengendalian diabetes sebagai program mercusuar (program besar-besaran) sejalan dengan upaya menekan kasus penyakit tidak menular tersebut di Tanah Air.

"Sesungguhnya kalau kita mengelola diabetes, maka sekaligus hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas itu terkelola. Jadi tepat saya kira, kalau Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ke depan memisahkan diabetes menjadi program mercusuar," kata Ketua PERKENI Tri Juli Edi Tarigan dalam konferensi pers Hari Diabetes Sedunia 2021 yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Senin.

Sebagai program mercusuar, kata Tri, maka pemerintah perlu membentuk diabetes center di setiap rumah sakit untuk menyokong penanggulangan berbagai penyakit tidak menular.

Tri mendukung kebijakan Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait dalam menyusun peta jalan penanggulangan diabetes yang berisi program tematik untuk mengendalikan diabetes.

Menurut Tri program tersebut mendorong edukasi skrining rutin diabetes, edukasi diet rendah gula dan garam serta melakukan kampanye pola hidup bersih dan sehat melalui slogan PATUH dan CERDIK. Melalui kampanye masif ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes serta mengendalikan jumlah penderita diabetes di Indonesia.

Tri menambahkan terdapat fase pradiabetes yang ditandai sejumlah gejala namun sering kali tidak disadari. Padahal, di tahap ini pasien masih bisa disembuhkan, namun karena ketidaktahuan terhadap gejala diabetes, hanya dibiarkan dan akhirnya sulit untuk dikendalikan.

“Prediabetes cikal bakal kencing manis. Kalau didiamkan saja 1/3 akan menjadi kencing manis dalam waktu lima tahun, 1/3 tetap jadi prediabetes dan 1/3 lagi kembali normal. Prediabetes jadi waktu terbaik untuk mencegahnya jadi diabetes, karena bisa kembali normal,” katanya.

Dikatakan Tri penyakit diabetes tidak hanya disebabkan pola hidup yang kurang sehat. Tapi, diabetes juga bisa terjadi karena keturunan. Artinya setiap orang berpotesi mengalami diabetes manakala diikuti dengan gaya hidup yang buruk seperti kurang aktivitas fisik, kegemukan, hipertensi, merokok dan diet tidak seimbang.

Oleh karenanya, yang harus segera dilakukan agar fenomena ini tidak menimbulkan masalah yang semakin besar dan dampak yang luas adalah dengan menggaungkan pentingnya pola hidup sehat dan deteksi dini terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi terkena diabetes. Cara ini jauh lebih efisien dan efektif untuk menangani pasien daripada saat mereka sudah jatuh sakit.

Baca juga: Wamenkes sebut diabetes di Indonesia seperti fenomena "gunung es"
Baca juga: BPJS Kesehatan perkuat promotif dan preventif tekan diabetes
Baca juga: Olahraga rutin bantu turunkan risiko diabetes

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021