Desa adalah masa depan Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengajak para mahasiswa Indonesia untuk mengabdi di desa.

"Desa adalah masa depan Indonesia," kata Gus Halim, panggilan akrab Abdul Halim Iskandar, saat memberikan orasi ilmiah dalam wisuda Universitas Yudharta, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (7/11).

Ia pun mengajak 496 wisudawan dan wisudawati Universitas Yudharta Pasuruan untuk terlibat dalam percepatan pembangunan desa-desa di Indonesia.

"Banyak potensi yang sudah siap di desa yang ketika dikelola oleh kader-kader potensial semacam adik-adik ini akan terjadi percepatan pembangunan yang luar biasa," ujar Gus Halim dikutip dari siaran pers, Senin.

Gus Halim menuturkan, dari pengalamannya berkeliling hampir seluruh provinsi di Indonesia, ia menemukan fakta bahwa desa yang sangat maju memiliki dua hal, yakni kepala desanya masih muda atau berpendidikan tinggi, bahkan ada yang bergelar doktor..

"Dan betul-betul memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan desa," kata mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu.

Oleh karena itu, Gus Halim mengajak kepada wisudawan dan wisudawati agar tidak silau dengan kehidupan kota, karena saat ini lahan pengabdian di desa sudah sangat luar biasa.

Dikatakannya saat ini anggaran dana desa yang dikucurkan ke desa dari APBN sebesar Rp72 triliun, bahkan total dana yang tersalur ke desa se-Indonesia sudah mencapai angka Rp200 triliun dengan segala varian sumbernya.

"Nah, ini artinya membutuhkan penanganan yang serius," kata Gus Halim.

Kalau kemudian dana yang bergulir di desa tidak ditangani oleh sumber daya manusia (SDM) yang profesional, kata Gus Halim, tentu yang paling dirugikan adalah warga masyarakat desa.

"Ini merupakan tanggung jawab yang cukup berat, tetapi saya yakin sangat bisa dikelola dengan SDM yang tepat," katanya pula.
Baca juga: Gus Menteri: Ada perbedaan pemenuhan hak masyarakat adat di desa adat
Baca juga: Kementerian Desa siapkan pendamping desa untuk cegah karhutla

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021