Jakarta (ANTARA) - Transformasi digital menjadi salah satu program utama pemerintah rupanya menggenapkan kehadiran warga digital yang semakin maju dan adaptif sehingga bisa memajukan dan mengembangkan potensi SDM Indonesia dengan lebih baik lagi.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemdikbudristek) Nizam dalam seminar bertajuk “Transformasi Digital, Inovasi Pelayanan Publik, dan Kesejahteraan Sosialdi era New Digital” yang diadakan oleh Universitas Moestopo (Beragama).

"Era ini membutuhkan kemampuan kita untuk beradaptasi dan berani keluar dari zona nyaman, berani melakukan transformasi, berani mencoba hal yang baru dan berani untuk berubah," ujar Nizam menyebutkan hal yang menggenapi warga digital di era transofrmasi digital dikutip, Jumat.

Menurutnya dari segi pendidikan, sejak 2004-2006 Pemerintah sudah mendorong lembaga- lembaga pendidikan untuk terlebih dahulu menjadi pengagas untuk memanfaatkan teknologi digital dalam aktivitas akademis.

Baca juga: Kominfo dorong transformasi pertelevisian lewat penguatan regulasi

Dengan pemanfaatan ruang digital untuk melakukan diskusi, seminar, maupun kuliah bersama maka kini generasi terdidik mampu mengelola teknologi dengan lebih optimal.

Kini tak hanya di pendidikan tinggi saja yang menikmati penggunaan ruang digital bahkan hingga pendidikan dasar juga harus menggunakan gadget berkat percepatan transformasi digital di Tanah Air.

Warga digital yang kini semakin terasah kemampuan dan cara berpikirnya itu kemudian menjadi salah satu faktor juga yang dinilai oleh pemerintah dalam pengambilan keputusan kebijakan.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Agus Setyo Budi menyebutkan pemerintah kini harus menyiapkan langkah kebijakan jangka panjang yang lebih berorientasi digital sehingga bisa mencakup kebutuhan dari para warga digital.

"Ada empat kekuatan teknologi yang dapat mengubah pola perilaku dan aktivitas kita di abad 21 yaitu cloud computing, big data, artificial intelligence, dan internet of things. Keempatnya ini mengubah pola pikir, beraktivitas, berbisnis, berorganisasi, dan pola pemerintahan menjadi landscape digital yang baru dan membuat sesuatu yang sebelumnya mustahil menjadi kenyataan," ujar Agus.

Berkaca dari hal yang sangat dekat dengan lingkungan sosial masyarakat Indonesia itu maka Rektor Universitas Moestopo Rudy Harjanto berpendapat bahwa para pelajar di jurusan Ilmu Sosial Terapan setidaknya harus bisa memberikan pengabdian bagi negara khususnya menyumbangkan, mengembangkan kajian- kajian lebih banyak lagi sehingga bisa mendukung era kerja masa kini dengan nuansa volatilitas serta kompleksitas.

"Disiplin ilmu sosial terapan menjadi penting agar kita semua menciptakan institusi dan sistem yang lebih baik bagi masyarakat. Ilmu sosial pada dasarnya bisa membantu setiap orang memahami bagaimana berinteraksi, bagaimana mempengaruhi kebijakan, dan bagaimana mengembangkan jaringan, Oleh karena itu, kami memandang kontribusi ilmu sosial dalam kehidupan sangatlah besar," ujar Rudy.

Baca juga: Kominfo siapkan regulasi pastikan biaya infrastruktur TIK bisa efisien

Baca juga: Kominfo ajak APJATEL bersinergi majukan telekomunikasi Indonesia

Baca juga: Pegadaian, BTPN Syariah raih penghargaan bidang transformasi digital


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021