Jakarta (ANTARA) - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 yang digagas Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mencerminkan polisi tidak antikritik dari masyarakat.

"Artinya Kapolri membuka ruang bagi siapa saja yang ingin mengkritik untuk kemajuan instansi kepolisian," katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Trubus berpandangan langkah yang dilakukan mantan Kapolda Banten tersebut sudah tepat untuk memperbaiki citra Polri imbas berbagai kekeliruan yang mungkin saja terjadi di tubuh kepolisian.

Apalagi, katanya, belakangan Korps Bhayangkara menjadi perhatian publik di Tanah Air akibat ulah beberapa oknum kepolisian dalam menangani sejumlah kasus maupun sikap represif aparat di lapangan.

Baca juga: Pengamat sambut baik Bhayangkara Festival Mural

Ia mengatakan beberapa kejadian belakangan yang turut mencoreng institusi kepolisian diduga akibat kurangnya koordinasi sesama sumber daya manusia di institusi tersebut.

"Jadi kurang koordinasi dan saling berkompetisi tetapi kurang sehat," kata Trubus.

Trubus berpandangan masalah-masalah tersebut muncul karena kurangnya komunikasi publik yang baik sehingga ada informasi yang tidak sampai ke tingkat bawah.

Baca juga: Anggota DPR: Sikap tegas Kapolri jadikan Polri makin profesional

"Kelihatannya komunikasi dan koordinasi belum jalan begitu baik, masih ada kendala," ujarnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar Polri melakukan reformasi di sejumlah titik yang dinilai menjadi kendala dalam melayani masyarakat. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan mutasi.

Baca juga: Kapolri minta anggota Polri tidak antikritik

"Saran saya perbaiki tata kelolanya dan pelayanan publiknya ditingkatkan," kata dia.

Selain itu, ujarnya, pengawasan dan penegakan hukum kepada setiap personel yang melanggar aturan harus betul-betul diterapkan sesuai ketentuan yang ada.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021