Manila (ANTARA) - Sembilan orang tewas dan 11 lainnya hilang dalam bencana banjir dan longsor di Filipina setelah siklon tropis Kompasu memicu hujan deras, kata badan penanggulangan bencana setempat.

Kompasu, dengan kecepatan angin maksimal mencapai 100 kilometer per jam, menyerap sisa-sisa siklon sebelumnya sebelum menerjang Filipina pada Senin malam. Sekitar 1.600 orang dievakuasi.

Badan bencana mengatakan sedang memverifikasi informasi dari kantor-kantor daerah yang melaporkan empat orang tewas dalam longsor di provinsi utara Benguet dan lima lainnya tewas dalam banjir bandang di Palawan, provinsi pulau di barat daya Filipina.

Pihak berwenang tengah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan terhadap 11 orang yang dilaporkan hilang dalam kedua bencana itu.

Baca juga: Filipina perintahkan evakuasi, antisipasi badai terkuat di dunia 2020

Filipina, negara kepulauan dengan lebih dari 7.600 pulau, setiap tahun diterjang badai atau topan yang menyebabkan hujan deras yang memicu longsor mematikan.

Presiden Rodrigo Duterte sedang memonitor upaya tanggap bencana oleh pemerintah, kata juru bicaranya, Harry Roque, pada Selasa.

Tim penyelamat berada di lokasi kejadian, sementara jaringan listrik, air dan jalan sedang dipulihkan, kata dia.

Kompasu, badai tropis ke-13 yang melanda Filipina, diperkirakan akan meninggalkan wilayah di negara itu pada Selasa, kata badan cuaca negara.

Sumber: Reuters

Baca juga: Vietnam bersiap hadapi Topan Vamco, 53 tewas di Filipina
Baca juga: Filipina cari puluhan orang yang hilang akibat Topan Vamco

 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021