Kita juga perlu memperkuat komitmen dan mengoptimalkan kerjasama BIMP-EAGA sebagai upaya menanggulangi dampak sosial ekonomi, terutama bagi masyarakat di perbatasan.
Jakarta (ANTARA) - Negara-negara yang tergabung dalam Sub-Regional Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) menggelar Pertemuan Tingkat Menteri Kerjasama Ekonomi Sub-Regional BIMP-EAGA ke-24 secara virtual, Senin, untuk memperkuat solidaritas dan mendorong pemulihan ekonomi sub kawasan.

“Kita juga perlu memperkuat komitmen dan mengoptimalkan kerjasama BIMP-EAGA sebagai upaya menanggulangi dampak sosial ekonomi, terutama bagi masyarakat di perbatasan,” kata Plt. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.

Edi menegaskan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan hanya bisa tercapai melalui pelaksanaan vaksinasi yang masif. Mobilitas dan kegiatan ekonomi baru bisa pulih jika pandemi dapat terkendali.

Baca juga: Menko Airlangga : Pembangunan SDM percepat pemulihan ekonomi

Selain itu, kolaborasi untuk penyediaan dan produksi vaksin serta penataan distribusi juga dibutuhkan dalam arsitektur global dan regional agar dapat pulih bersama. Per 10 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB, vaksinasi dosis pertama di Indonesia telah mencapai 48,11 persen dan vaksinasi dosis kedua mencapai 27,62 persen dari target 208.265.720 penduduk.

“Saya juga menegaskan pentingnya perluasan Koridor Ekonomi Kalimantan Barat untuk mencakup seluruh Pulau Kalimantan dan Koridor Sulu Sulawesi untuk mencakup seluruh wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Saya sangat menantikan prospek kedepannya untuk hal ini,” ujarnya.

Pada pertemuan tersebut, Indonesia melaporkan telah menyelesaikan beberapa Proyek Infrastruktur Prioritas, antara lain Ekspansi Bandara Juwata di Tarakan, Ekspansi Bandara Sam Ratulangi di Manado, Jembatan Kepulauan Balang, Jalan Tol Manado- Bitung, Jalan Tol Balikpapan – Samarinda, Ekspansi Pelabuhan Manado, Ekspansi Pelabuhan Bitung, dan KEK Bitung.

“Kita perlu mendorong pendekatan ramah lingkungan dalam kerja sama ini dan mengadaptasi ekonomi dan teknologi hijau. Oleh karena itu, saya mendukung untuk mengadopsi prinsip green and blue economy serta circular economy dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA”, tutur Edi.

Baca juga: Dukung pemulihan ekonomi, Kemenlu garap pasar Eropa Tengah dan Timur

BIMP-EAGA merupakan kerja sama sub-nasional antara daerah-daerah di 4 negara yang berdekatan, yaitu 15 provinsi di Kawasan Tengah dan Timur Indonesia, 3 negara bagian Malaysia di Kalimantan Utara, seluruh negara Brunei Darussalam dan 28 Provinsi di kepulauan Mindanao dan Palawan Filipina.

Dalam pertemuan tersebut disahkan 2 dokumen yaitu 24th BIMP-EAGA Joint Ministerial Statement dan Ministerial Report for 14th BIMP-EAGA Summit 2021. Para Menteri BIMP-EAGA atau yang mewakili berkomitmen untuk memastikan semua target dalam kerja sama BIMP-EAGA dapat tercapai dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Platform kerja sama BIMP-EAGA juga perlu memprioritaskan program dan proyek yang konkret bagi percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui:

  1. Ketahanan Pangan, ketahanan energi dan pembangunan ramah lingkungan serta menyambut baik inisiasi proyek-proyek energi ramah lingkungan di BIMP-EAGA. Pengembangan Food Estate perlu didorong melalui kolaborasi dengan pihak swasta.
  2. Inisiatif kota hijau perlu diperluas ke beberapa kota untuk mendukung pencapaian SDGs
  3. Perlunya memperluas eksplorasi potensi kelautan di Sub-Kawasan, seperti ekosistem mangrove, dan penanganan sampah laut. Juga pengembangan rumput laut dan Silvo Fisheries.
  4. Mendukung penandatanganan Letter of Intent (LoI) One Borneo Quarantine dan kerjasama antar KEK untuk memperkuat rantai pasokan di kawasan.
  5. Mendorong implementasi Travel Corridor Arrangement khususnya pada daerah perbatasan seperti di pulau Kalimantan dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan yang ketat serta mendorong kolaborasi dan membuka kerjasama untuk menghidupkan kembali dunia penerbangan dan pariwisata yang terdampak pandemi melalui mekanisme travel bubble.
  6. Pengembangan pendidikan vokasi dan peningkatan kapasitas SDM untuk mendukung transformasi ekonomi.
  7. Mendorong terlaksananya proyek Sabah-North Kalimantan Interconnection Project dan proyek-proyek energi terbarukan dalam BIMP-EAGA.
 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021