perhitungan luasan karhutla ini berbasis citra satelit
Sumatera Selatan (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mencatat sebanyak 2.003 hektare (Ha) hutan dan lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang tahun 2021 ini.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan
(PPIKHL) KLHK wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto di Palembang, Senin, mengatakan, data luas Karhutla tersebut dihitung berdasarkan analisis citra satelite landsat 8 OLI/TIRS yang di-overlay dengan data sebaran titik panas.

Serta didapat dari laporan hasil pemeriksaan lapangan titik panas dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni.

Perhitungan luas karhutla itu memang, sementara ini masih untuk periode Januari-Agustus. Sedangkan untuk periode September dan seterusnya masih finalisasi oleh tim KLHK dan LAPAN.

"Perhitungan luasan karhutla ini berbasis citra satelit sekaligus memang dibutuhkan konfirmasi lapangan," ujarnya.

Baca juga: KLHK waspadai potensi karhutla di siklus puncak musim kemarau
Baca juga: Polda Sumsel manfaatkan drone untuk awasi lahan rawan karhutla


KLHK mencatat jumlah luasan karhutla di Sumatera Selatan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2020 yang tercatat seluas 950 Ha.

"Benar, memang berdasarkan hasil perhitungan citra satelit oleh KLHK dan LAPAN menunjukkan peningkatan," ujarnya.

Namun demikian, perlu dilihat bahwa dominansinya untuk tahun 2021 ada di lahan non gambut sehingga penyebarannya di lapangan cenderung lebih ringan untuk ditanggulangi.

Baca juga: Karhutla landa di Muara Medak Musi Banyuasin
Baca juga: Perusahaan HTI kerahkan helikopter pantau Muara Medak pasca-karhutla


Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan, kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perluasan lahan karhutla dibandingkan tahun 2020 lalu.

Pada tahun tersebut, mayoritas lahan di daerah Sumatera Selatan yang masuk dalam daerah siaga bencana karhutla basah karena intensitas hujan tinggi.

Sedangkan tahun ini daerah-daerah tersebut mengalami kondisi cuaca yang tidak menentu bisa dikatakan lahan menjadi cenderung kering.

"Musim peralihan kadang kering juga kadang basah karena hujan. Bila terjadi hujan titik panas berkurang," ujarnya.

Meskipun demikian sejauh ini, pihaknya menganggap karhutla Sumsel masih bisa diatasi dengan baik berkat kerja sama tim satuan tugas (satgas) dilapangan dan dengan didukung peralatan dan perlengkapan yang mumpuni.

Seperti penyiraman udara atau water bombing yang dilakukan menggunakan helikopter difokuskan ke sejumlah daerah langganan karhutla seperti OKI, Ogan Ilir, Muara Enim, PALI, Banyuasin dan Musi Rawas.

Baca juga: Gubernur Sumsel minta tambahan empat helikopter ke BNPB atasi karhutla
Baca juga: BPBD Sumsel data puluhan hektare lahan terbakar
Baca juga: 15 hektare lahan di Ogan Ilir Sumsel terbakar

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021