Jakarta (ANTARA) - Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. mengatakan bahwa literasi digital dan kearifan lokal penting untuk mengimbangi transformasi teknologi digital yang berjalan begitu cepat saat ini.

"Daya saing digital Indonesia yang masih rendah salah satunya disebabkan oleh rendahnya literasi digital. Kondisi tersebut juga membuat Indonesia rentan terhadap ancaman penyebaran hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, konten pornografi yang tersebar di dunia maya dan cyber bullying," kata Ahmad dalam siaran pers, Senin.

Baca juga: Kominfo: Masyarakat berperan dalam akselerasi transformasi digital

Fenomena ini, lanjut Ahmad, perlu diwaspadai bersama, karena dapat merusak kearifan lokal yang telah mendarah daging dan menjadi ciri khas kehidupan masyarakat Indonesia.

"Jika kearifan lokal terpinggirkan, bangsa Indonesia berisiko kehilangan jati diri bangsa yang ramah, toleran, gotong royong, sopan santun dan lain-lain," kata dia.

Ahmad menambahkan, kearifan lokal yang dimiliki diharapkan mampu menjadi benteng yang luar biasa untuk menangkal berbagai paham dan aliran yang berasal dari luar yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

"Transformasi digital merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat. Kearifan lokal sedang diuji kekuatannya untuk beradaptasi dengan era kekinian," ujarnya melanjutkan.

Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Sarwoto Atmosutarno mengatakan, memahami peran budaya lokal dalam pusaran transformasi digital akan membuat Indonesia banyak mengambil manfaat dan mencegah banyak mudharat atas suksesnya transformasi digital.

"Transformasi digital dengan memanfaatkan kearifan lokal juga berperan penting untuk pembelajaran dan kesinambungan bangsa Indonesia," kata Sarwoto.

"Memahami peran nilai unggul bangsa, kekayaan budaya lokal yang mendorong suksesnya transformasi digital akan memperbaiki banyak hal, seperti indeks-indeks strategis dalam millennium development goal, digital competitiveness index dan banyak indeks penting yang lain sebagai bekal menuju Indonesia Emas 2045," imbuhnya.


Baca juga: Tangkal hoaks, budaya baca masyarakat harus ditingkatkan

Baca juga: Kominfo gencarkan literasi digital di Papua Barat

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021