Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa ada 121 desa rawan bencana alam di wilayah itu yang terdiri dari 70 desa rawan bencana longsor, 33 desa rawan banjir, 11 desa rawan ancaman tsunami dan tujuh desa rawan terjadi angin puting beliung.

Kepala BPBD Bengkulu Tengah, Samsul Bahri mengatakan bahwa data sementara tersebut berdasarkan identifikasi tim BPBD terhadap daerah-daerah yang kategori rawan bencana alam.

"Sudah dilakukan identifikasi untuk memetakan, mana saja desa yang rawan bencana alam," kata Samsul di Bengkulu, Kamis.

Ia menambahkan bahwa hal tersebut sangat penting dilakukan agar ke depannya pemerintah dan masyarakat dapat mengantisipasi kejadian bencana alam sehingga risiko dapat ditekan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bengkulu Tengah, Andri Edo Saputra menjelaskan jika data tersebut menjadi acuan bagi pemerintah untuk mengajukan bantuan ke provinsi maupun pusat seperti pembangunan pelapis tebing di kawasan Taba Penanjung guna menghindari kejadian longsor seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Seperti longsor, di sisi jalan perlu ada tembok penahan longsor, sehingga tidak sampai menutupi akses jalan," ujarnya.

Ia mengatakan saat ini Pemkab Bengkulu Tengah telah memiliki bangunan shelter di Desa Pondok Kelapa yang berguna sebagai lokasi pengungsian jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

Bangunan tersebut memiliki kapasitas 500 orang dan telah diisi dengan berbagai perlengkapan seperti kapal dan perahu.

Baca juga: "Zona merah" tsunami ada di 26 desa Kabupaten Mukomuko, kata BPBD

Baca juga: BPBD : Kerugian sementara banjir Bengkulu Rp144 miliar


Berikut desa rawan banjir di Kabupaten Bengkulu Tengah, anatara lain di Kecamatan Talang Empat seperti Desa Air Sebakul, Taba Pasemah, Kembang Seri, Tengah Padang, Jayakarta, Nakau, Pulau Panggung, Jumat, Padang Ulak Tanjung dan Air Putih.

Kecamatan Taba Penanjung yaitu Desa Tanjung Raman, Kecamatan Pondok Kubang yaitu Desa Paku Haji dan Tanjung Terdana, Kecamatan Pondok Kelapa yaitu di Desa Sunda Kelapa, Sidorejo, Sidodadi, Talang Boseng, Pagar Dewa, Kembang Ayun, Sri Kuncoro dan Abu Sakim.

Kecamatan Pematang Tiga yaitu Desa Kota Titik dan Air Kotok. Kecamatan Semidang Lagan yaitu Desa Genting Dabuk dan Lagan Bungin. Kecamatan Bang Haji yaitu Desa Sekayun, Air Napal, Genting, Talang Panjang dan Bang Haji serta Kecamatan Karang Tinggi yaitu Desa Taba Terunjam, Talang Empat dan Taba Mutung.

Kemudian desa yang rawan bencana tanah longsor yaitu di Kecamatan Taba Penanjung seperti Desa Tanjung Raman, Sukarami, Karang Tengah, Lubuk Sini, Taba Teret, Surau, Rindu Hati, Tanjung Heran, Datar Lebar, Penum, Bajak I dan Taba Baru.

Untuk desa yang memiliki ancaman tsunami yaitu di Kecamatan Talang Empat yaitu Desa Kembang Seri dan Nakau. Kecamatan Pondok Kelapa yaitu Desa Pekik Nyaring, Sunda Kelapa, Pondok Kelapa, Padang Betuah, Pagar Dewa, Kembang Ayun dan Abu Sakim serta Kecamatan Bang Haji yaitu Desa Genting dan Talang Panjang.

Serta desa yang rawan bencana angin puting beliung yaitu di Kecamatan Pondok Kubang tepatnya di Desa Pondok Kubang. Kecamatan Pondok Kelapa yaitu Desa Talang Pauh, Srikaton, Pekik Nyaring, Padang Betuah, Sri Kuncoro dan Bintang Selatan serta di Kecamatan Karang Tinggi yaitu di Desa Renah Semanek. 

Baca juga: BPBD: PLTU Teluk Sepang berdiri di zona rawan bencana

Baca juga: Radio bencana segera kantongi izin uji coba

Pewarta: Helti Marini S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021