Pasangan nasionalis-religius terbukti berhasil memimpin Indonesia, setidaknya dalam 2 periode terakhir.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sukabumi Yandi M. Luthfi menyambut baik usulan agar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto membangun koalisi nasionalis-religius pada Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden 2024 dengan merangkul partai berbasis umat Islam.

"Menurut saya, itu sangat bagus. Beliau bisa menggandeng Pak Muhaimin (Ketua Umum PKB), Pak Zulkifli (Ketua Umum PAN), ataupun calon dari PKS," kata Yandi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Mantan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sukabumi ini mengatakan bahwa pasangan nasionalis-religius terbukti berhasil memimpin Indonesia, setidaknya dalam 2 periode terakhir.

"Jokowi-JK itu juga pasangan nasionalis-religius. Pak JK 'kan Ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia). Apalagi yang sekarang, Jokowi-K.H. Ma'ruf Amin itu jelas pasangan nasionalis-religius," kata dia.

Yandi berpandangan bahwa simbol nasionalis-religius tetap kombinasi yang ideal untuk pasangan capres/cawapres Indonesia. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto diketahui sebagai sosok yang berkarakter nasionalis. Begitu pula Partai Golkar yang memiliki kesan nasionalis.

"Tinggal pilih cawapres dari PKB, PKS, atau PAN yang ideal untuk bisa saling melengkapi," ucap Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Sukabumi tersebut.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Satuan Karya Ulama Indonesia (Sekjen Satkar) Ashraf Ali mengatakan bahwa koalisi nasionalis-religius dapat menjadi salah satu koalisi yang ideal untuk Airlangga berlaga pada Pilpres 2024 sebab, menurut riset, 70 persen pemilih (voters) merupakan suara yang masih dinamis.

"Nah, yang 70 persen itu bersifat religius. Maka itu, sangat wajar apabila ada koalisi nasional yang berkarakter religius," kata Ashraf.

Sisanya, sebanyak 30 persen merupakan suara statis. Suara tersebut merupakan kader, pengurus, dan simpatisan partai.

Ashraf mengatakan bahwa koalisi nasionalis-religius akan membangun kekuatan di Pilpres 2024.

"Perlu adanya satu kesepahaman, bagaimana membawa bangsa ini ke depan," tutur Ashraf menjelaskan.

Baca juga: Politisi Golkar optimisme elektabilitas Airlangga bisa naik signifikan

Baca juga: Airlangga enggan tanggapi isu capres 2024

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021