Mudah-mudahan uji coba pembukaan bioskop ini bisa membangkitkan kembali ekosistem bioskop dan film-film nasional,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengharapkan uji coba pembukaan bioskop di sejumlah wilayah yang telah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 dan 3 dapat menggerakkan roda perekonomian pelaku industri film.

“Mudah-mudahan uji coba pembukaan bioskop ini bisa membangkitkan kembali ekosistem bioskop dan film-film nasional,” kata Menpararekraf saat meninjau Bioskop XXI di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, sebagaimana tertera dalam keterangan pers, Minggu.

Pelaku industri ekonomi kreatif, khususnya perfilman menurut dia, mengalami dampak signifikan akibat pandemi COVID-19. Padahal, selama ini perfilman menjadi subsektor yang cukup menjanjikan dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara.

Baca juga: Pemkot Jakbar sidak 10 bioskop setelah sepekan beroperasi

Pada 2019, kontribusi industri film terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp15 triliun.

Demi menjalankan roda perekonomian pelaku industri film, pemerintah tengah melakukan pelonggaran terhadap berbagai aktivitas masyarakat, termasuk pembukaan kembali bioskop per 16 September 2021.

Uji coba ini juga diiringi tahapan evaluasi yang dilakukan secara berkala.

“Seperti refreshment ini juga kami akan evaluasi, seandainya memang sudah ada persetujuan dari Satgas (Satuan Tugas) COVID-19 dan teman-teman dari sisi kesehatan akan kami pertimbangkan untuk dievaluasi,” ujar dia.

Dalam kunjungannya, Sandiaga mencoba secara langsung dan mengamati alur protokol kesehatan (prokes) yang diterapkan. Mulai dari scan kode QR melalui aplikasi PeduliLindungi, menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan, dan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk bioskop.

Baca juga: Pemerintah siapkan Rp300 miliar untuk menggerakkan industri film

Suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius tidak diperkenankan masuk dan pengunjung diwajibkan memakai masker.

Semua prokes dinyatakan berjalan sesuai aturan yang diberlakukan. Para staf juga dinilai telah menerima vaksinasi dosis lengkap dan sudah menggunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, masker, serta face shield.

Pengunjung yang diperkenankan masuk ke bioskop adalah pengunjung yang sudah mendapatkan dua kali dosis vaksin dan berusia 12 - 60 tahun.

Kemudian, kapasitas bangku bioskop hanya 50 persen dan pengunjung tidak diperbolehkan untuk makan maupun minum selama berada di area bioskop.

Selain itu, pengunjung dianjurkan membeli tiket terlebih dahulu secara online untuk meminimalisasi sentuhan.

“Kami meyakini jika menerapkan protokol kesehatan tentunya bioskop ini semakin banyak yang dibuka. Untuk saat ini sudah ada 1,164 layar yang mulai dibuka dan uji coba ini akan kita lakukan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan,” tutur Menparekraf.

Baca juga: Masa depan industri film Asia Tenggara usai pandemi

Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menganggarkan sekitar Rp266 miliar untuk industri perfilman.

Program PEN Film ini terbagi ke dalam tiga skema, yaitu skema promosi, skema pembelian lisensi, dan skema produksi.

Skema promosi bertujuan untuk membantu mempromosikan film-film Indonesia terpilih yang akan tayang atau film siap tayang. Skema promosi pada tahun ini diperuntukkan untuk 40 film panjang/film layar lebar.

Kemudian, skema pembelian lisensi sebagai upaya memberikan apresiasi bagi pemilik film Indonesia dan meningkatkan ketersediaan film berkualitas. Serta, skema produksi yang diperuntukkan komunitas film pendek atau dokumenter daerah.

Pendaftaran untuk skema promosi sudah dibuka mulai dari 1-10 Oktober 2021 yang dapat diketahui lebih lanjut dengan mengakses penfilm.kemenparekraf.go.id.

Sementara itu, skema pembelian lisensi dan skema produksi masih dalam tahap pembahasan.

“Harapannya adalah ini bisa menggerakkan sektor perfilman, dan membuka lapangan kerja kembali seluas-luasnya,” sebut Sandiaga.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021