Tentu saja kenekadan pemerintah tetap menyelenggarakan PON XX Papua bukan tanpa alasan
Jakarta (ANTARA) - Ajang olahraga terbesar di Indonesia, PON XX Papua, secara resmi berlangsung dari tanggal 2 – 15 Oktober 2021. Tidak kurang dari tujuh ribuan atlet, tiga ribu ofisial akan berpartisipasi pada 37 cabang olahraga, 56 disiplin cabang olahraga, dan 679 nomor pertandingan.

Lokasi penyelenggaraan yang tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke telah siap menjadi tuan rumah. Ditambah 11 cabang olahraga ekshibisi, selama dua minggu ini Papua akan menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia.

Keputusan pemerintah tetap menyelenggarakan pesta olahraga empat tahunan kali ini bisa dikatakan nekat. Mengingat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian utama semua pihak. Pertama adalah faktor keamanan. Eksistensi kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih sering mengancam nyawa kalangan TNI, POLRI, ASN, guru, tenaga kesehatan termasuk masyarakat sipil lainnya.

Meskipun pergerakan KKB sebagian besar dilakukan di daerah pegunungan, namun tidak dapat disangkal bahwa masih ada simpatisan KKB yang juga melakukan aktivitas dukungan di daerah sekitar penyelenggaraan PON.

Sehingga tidak heran apabila setiap delegasi kontingen diijinkan membawa keamanan sendiri. Meskipun PB PON sudah mendapat bantuan 9.986 personil TNI-POLRI untuk pengamanan selama berlangsungnya pesta olahraga terbesar di Indonesia ini.

Hal nekat kedua adalah menyangkut pandemi Covid-19. Papua selama dua minggu ini berpotensi memunculkan klaster baru. Meskipun protokol kesehatan yang ketat selalu digaungkan pemerintah, atau digunakannya sistem gelembung (bubble) untuk para peserta. Namun kita tahu bahwa disiplin masyarakat kita masih sangat rendah dan akan banyak orang yang hadir tidak termasuk dalam sistem gelembung ini, seperti pejabat daerah, ofisial di luar kontingen, pendukung, dan banyak lagi masyarakat dari luar Papua yang akan hadir melihat PON XX Papua.

Menurut keterangan Kementerian Kesehatan, penduduk yang sudah menerima vaksin pertama di kota dan kabupaten penyelenggaraan PON Papua sudah mencapai 62,7 persen. Sedangkan vaksin kedua sudah mencapai 39 persen. Pencapaian ini telah melebihi persyaratan dari Kemendagri, yaitu minimal 60 persen.

Namun demikian kita tetap khawatir karena belajar dari Singapura yang penduduknya sudah 82 persen divaksin, namun penyebaran virus covid malah tambah tinggi dan cepat.

Dalam kaitan inilah, sangat diperlukan ketegasan pengawas Satgas Covid 19 di lapangan agar penularan dapat diminimalisir. Juga rumah sakit untuk menampung dan merawat masyarakat yang terpapar Covid 19 selama berlangsungnya PON XX Papua harus benar-benar siap, termasuk tenaga kesehatannya.

Tentu saja kenekadan pemerintah tetap menyelenggarakan PON XX Papua bukan tanpa alasan. Pertama adalah visi Presiden Joko Widodo yang bertekad mewujudkan keadilan bagi masyarakat seluruh Indonesia dengan menerapkan prioritas pembangunan infrastruktur dari pinggir. PON XX Papua adalah salah satu wujud nyata dari visi Presiden Joko Widodo.

Dana APBN untuk membangun dan merenovasi venue untuk PON XX Papua mencapai sekitar Rp. 3.8 triliun. Dana itu belum termasuk dana untuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan raya, listrik, air minum dan lainnya. Bahkan menjelang pembukaan PON, dana tambahan sekitar Rp 1.4 triliun disetujui untuk dicairkan lewat PB PON. Tujuannya agar pelaksanaan PON dapat berjalan lancar.

Visi kedua adalah menegaskan kepada dunia bahwa Papua sudah dan akan tetap menjadi bagian utama dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan kondisi Papua sudah jauh lebih aman. Bukan saja pembangunan infrastruktur fisik yang ditingkatkan tetapi juga infrastruktur SDM nya termasuk pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, peningkatan penghasilan, akses terhadap telekomunikasi dan televisi.

Seperti pernah dinyatakan oleh almarhum Jendral (Purn) Wismoyo Arismunandar, bahwa warisan terbesar olahraga adalah persahabatan. Dengan demikian nekatnya Presiden Jokowi menyelenggarakan PON XX Papua yg diikuti atlet dari 34 provinsi sekaligus digunakan sebagai ajang diplomasi luar negeri bahwa melalui olahraga bisa terwujud harmonisasi dan persahabatan kehidupan bernegara.

Ajang PON XX Papua juga bisa digunakan sebagai promosi potensi destinasi dan budaya wisata di Papua yang memang sangat besar. Termasuk juga produk produk asli masyarakat Papua itu sendiri. Sehingga melalui ajang olahraga ini diharapkan terjadi peningkatan kunjungan wisata Nusantara dan manca negara termasuk juga peningkatan ekonomi kerakyatan.

Semua keinginan dan tekad Presiden Joko Widodo beserta jajaran pemerintah lainnya tentu harus didukung oleh kesiapan penyiaran ke seluruh pelosok Tanah Air. Meskipun dengan anggaran sekitar Rp200 miliar saja, kelihatan tim penyiaran telah bekerja keras agar sebanyak mungkin masyarakat Indonesia bisa melihat peristiwa penting ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Paling tidak sekitar 2000 jam siaran akan ditayangkan melalui media televisi seperti TVRI, MNCTV, iNEWS, Metro TV, Kompas TV. Bahkan ada 4 stasiun TV yang akan menyiarkan 24 jam tanpa henti. Dukungan platform media sosial juga ada, seperti imsport.tv dan Airputih Abhimantra Media Production. Ditambah partisipasi luas dari komunitas setiap cabang olahraga untuk menyiarkan melalui platform youtube, diharapkan setiap pertandingan dapat dengan mudah diakses dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

Ditambah dukungan dari media centre yang diorganisir bersama SIWO PWI, berita PON XX Papua akan cepat tersebar ke mana-mana. Nekat demi NKRI, memang itulah salah satu karakter Presiden Joko Widodo. Torang Bisa !

(Fritz E. Simandjuntak, sosiolog, pengamat olahraga)

Copyright © ANTARA 2021