Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menghadirkan edukasi Keluarga Berencana (KB) yang menyasar keluarga petani di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Edukasi mengenai KB itu diharapkan bisa menurunkan prevalensi stunting di NTT yang saat ini mencapai 42,6 persen melebihi prevalensi nasional yang saat ini di angka 30,8 persen.

"Dari data yang dihimpun BKKBN, terdapat 17.000 keluarga di Indonesia Timur memiliki risiko tinggi untuk mendapatkan bantuan pencegahan stunting. Makanan bergizi yang cukup dan program keluarga berencana yang baik tidak hanya mempengaruhi kelangsungan hidup anak, tetapi juga kemampuan mereka untuk tumbuh, belajar, dan berkembang secara optimal,”kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya, Selasa.

Program edukasi KB itu juga dimodifikasi dengan memberikan solusi untuk menghadirkan makanan yang bergizi dan juga suplementasi vitamin yang visa turut mendukung turunnya kasus stunting.

Baca juga: BKKBN merevitalisasi posyandu untuk mempercepat penurunan stunting

Baca juga: Kepala BKKBN tinjau pelayanan KB di Sulawesi Tengah


Program itu bernama "Better Farming, Better Life" yang menghadirkan edukasi seputar kesehatan baik secara fisik, organ reproduksi, hingga pemenuhan nutrisi untuk keluarga dan wanita di masa kehamilan.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 angka kelahiran di NTT masih tinggi, di mana setiap perempuan masih memiliki tiga sampai empat anak. Untuk itu penting bagi pemerintah dan swasta berkolaborasi melakukan aksi memberikan pendidikan yang tepat dan menjadi solusi agar kondisi stunting yang tinggi bisa teratasi.

Nantinya akan ada 4.000 petani wanita dari 12.000 keluarga di tiga kabupaten NTT yaitu Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara, dan Kupang yang bisa merasakan manfaat dari program "Better Farming, Better Life".

"Kita bersama dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas kehidupan keluarga petani, menciptakan akses yang lebih efektif terhadap edukasi pentingnya KB dan kontrasepsi oral, serta memenuhi kebutuhan nutrisi mereka,” ujar Hasto.

Pihak kolaborator dalam program ini adalah Bayer Indonesia, perusahaan yang mencanangkan Hari Kontrasepsi Sedunia di Indonesia dan sudah 32 tahun menghadirkan inovasi kontrasepsi dalam program KB mandiri di Tanah Air.

Bayer berharap dengan adanya program itu, kasus stunting dan kesadaran pada kesehatan keluarga petani bisa meningkat di NTT.

"Program ini adalah program pertama Bayer yang mengaplikasikan inisiatif pemberdayaan petani kecil secara holistik melalui peningkatan kesehatan reproduksi keluarga, penerapan sistem KB, pemberian edukasi mengenai perawatan kesehatan diri serta mentransfer pengetahuan teknologi pertanian untuk hasil pertanian yang optimal," ujar Presiden Direktur PT Bayer Indonesia Kinshuk Kunwar.

Baca juga: BKKBN: Penting tingkatkan kualitas keluarga dalam era bonus demografi

Baca juga: BKKBN lakukan sejumlah cara guna tingkatkan pemakaian alat kontrasepsi

Baca juga: BKKBN-BIN kerja sama lakukan vaksinasi COVID-19 untuk keluarga

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021