Virus corona ini masih beredar dan belum habis. Kita meski melihat di banyak negara kasus masih meningkat lagi. Meski sudah divaksin, tidak ada yang efektif 100 persen
Jakarta (ANTARA) -
Ahli Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Iwan Ariawan mengatakan di tengah penurunan kasus COVID-19, masyarakat diharapkan jangan euforia karena risiko peningkatan penularan masih ada.

"Jangan euforia, karena risiko untuk meningkat lagi masih ada, karena otomatis dengan penularan turun aktivitas sosial ekonomi dilonggarkan dan harus dilakukan dengan hati-hati," katanya dalam gelar wicara “Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan” secara daring yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan untuk melonggarkan kegiatan sosial ekonomi, pemerintah sudah mendiskusikannya berulang kali dengan para ahli. Meski demikian kegiatan sosial ekonomi harus dilakukan dengan hati-hati.

Selain itu, kata dia, untuk menuju kerumunan, minimal penduduk Indonesia harus divaksinasi, kemudian mengikuti aturan yang sudah dibuat dan melakukan skrining dengan aplikasi PeduliLindungi ketika memasuki pusat kerumunan.

"Virus corona ini masih beredar dan belum habis. Kita meski melihat di banyak negara kasus masih meningkat lagi. Meski sudah divaksin, tidak ada yang efektif 100 persen," katanya menegaskan.

Hingga akhir tahun dengan kecepatan vaksinasi sekarang, 55 persen, katanya, penduduk Indonesia telah memiliki kekebalan COVID-19. Namun masih ada sebagian lagi yang belum memiliki kekebalan.

"Risikonya bisa terjadi wabah bagi yang belum divaksin," katanya.

Masyarakat disarankan agar tetap beraktivitas dengan hati-hati sesuai level PPKM di wilayah masing-masing, dengan mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah dan para ahli, demikian Iwan Ariawan.

Baca juga: Epidemiolog: Masyarakat jangan kebablasan karena penurunan level PPKM

Baca juga: Ahli: PPKM mampu kurangi penyebaran COVID-19

Baca juga: Epidemiolog: Kasus COVID-19 bisa di bawah 100 ribu asal PPKM lanjut


Baca juga: Ahli: Perkuat surveilans untuk antisipasi lonjakan kasus COVID-19

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021