Beijing (ANTARA) - ;Jajanan khas Nusantara menjadi menu utama dalam acara "AIIB Member Day: One Day in Wonderful Indonesia" yang digelar di kawasan Stadion Olimpiade Beijing di Beijing, China, Jumat (25/9).

Para pengunjung yang kebanyakan warga China dan para pekerja asing atau ekspatriat memenuhi lapak yang menyajikan makanan tradisional khas Nusantara, seperti gado-gado, sate lilit, tempe, tahu isi, dan es cendol.

Kopi, kerupuk udang, kue lapis, pastel, dan klepon juga tidak luput dari perhatian para pengunjung acara itu.

Beberapa pengunjung perempuan mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia untuk foto bersama di depan poster bergambar gapura candi.

Di lobi utama kantor AIIB juga digelar peragaan busana khas Nusantara, seperti kebaya, batik, dan kain songket.

Baca juga: Film "Susi Susanti" diputar di bioskop Beijing

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun beserta istri Sih Elsiwi dan jajaran pengurus Dharma Wanita Persatuan KBRI Beijing juga turut berjalan di atas "catwalk" untuk memperkenalkan pakaian khas Nusantara kepada pengunjung.

Pada sore harinya digelar seminar tentang "Wonderful Indonesia" di balai pertemuan AIIB.

Presiden AIIB Jin Liqun dan dua wakilnya, Ludger Schuknecht dan Luky Eko Wuryanto, berkesempatan menyampaikan materi dalam seminar tersebut.

Seminar itu juga menghadirkan dua pembicara dari Indonesia, yakni Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba dan Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Kementerian Luar Negeri Hari Prabowo, lewat aplikasi video.

Baca juga: 81 kepala sekolah berprestasi di Indonesia dapat pelatihan dari China

"Indonesia sangat berharap kerja sama lebih lanjut dengan AIIB untuk program pembangunan berkelanjutan dan ketahanan ekonomi," kata Dubes Djauhari.

Indonesia menjadi mitra terbesar AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank) kedua di dunia setelah India.

Dalam kesempatan tersebut AIIB menyampaikan komitmennya untuk memberikan tambahan pinjaman kepada Indonesia karena dinilai berhasil dalam mengembangkan satelit multifungsi yang dibiayai AIIB senilai 150 juta dolar AS.

"Satelit itu telah menjadi proyek percontohan di Asia. Seandainya Indonesia butuh pinjaman lagi, maka AIIB dengan antusias akan memberinya," kata Wapres AIIB Luky Eko Wuryanto kepada ANTARA.

Baca juga: Dubes semangati pengusaha Indonesia agar tak mengeluh masuk China
Baca juga: ACC fasilitasi kerja sama pendidikan kejuruan Indonesia-China

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021